SOLOPOS.COM - Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Solo berdemonstrasi menuntut stabilitas harga oleh pemerintah, Kamis (14/4/2022). (Solopos.com/ Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Solo meneriakkan kata Puan Maharani menjelang akhir aksi unjuk rasa yang mereka gelar di Jl. Slamet Riyadi, Kamis (14/4/2022) sore.

Mahasiswa menganggap Ketua DPRI RI, Puan Maharani itu berdiam diri dengan kesengsaraan rakyat. Pantauan Solopos.com, aksi itu diikuti tak kurang dari 800-an mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi diawali dengan longmarch dari kawasan Ngarsopuro menuju Kawasan Gladak, sekitar pukul 15.08 WIB. Para mahasiswa berjalan kaki di Jl. Slamet Riyadi sembari membentangkan spanduk dan poster berisi aspirasi mereka.

Baca Juga: Mahasiswa Tuntut Migor Murah, Tak Kuat Buka Puasa Pakai Bakwan Rebus

Ekspedisi Mudik 2024

Di antaranya “Stabilkan Harga Minyak Goreng dan Kebutuhan Pokok”, “Cukup Hubunganku yang Hancur, Harga Minyak Goreng Jangan”, “Cukup Skincare yang Mahal, Minyak Goreng Jangan”, “Pak Tolong Turunkan Harga Minyak, Saya Gak Kuat Buka Puasa Pakai Bakwan Rebus”.

Ada juga poster bertuliskan “2 periode saja gagal kok mau nambah lagi”, “Selamatkan demokrasi dari oligarki”, “Lawan oligarki”, serta “Hancurkan oligarki”.

Sesampai di kawasan Gladak, massa kembali melakukan orasi politik dan membacakan puisi tentang kritik sosial.

Satu persatu perwakilan pengunjuk rasa melakukan orasi di atas mobil komando. Mereka mengkritik kebijakan pemerintah yang gagal menstabilkan harga minyak goreng dan menjamin ketersediaannya. Kegagalan tersebut telah membuat rakyat sengsara.

Baca Juga: Besok Siang, 1.000 Mahasiswa Soloraya Demo Di Kawasan Gladak Solo

Sementara Koordinator BEM Soloraya, Widi Adi Nugroho, mengatakan ada beberapa hal yang menjadi perhatian para mahasiswa saat ini, di antaranya isu penundaan Pemilu 2024, kenaikan harga bahan pokok, serta kebijakan kenaikan harga BBM.

Beragam isu strategis tersebut tentu berdampak pada gejolak masyarakat, dan pemerintah dianggap tidak hadir dalam persoalan rakyat.

Sehingga BEM Soloraya dengan tegas menuntut pemerintah pusat agar segera menstabilkan harga minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya. Pemerintah juga harus mengkaji ulang kenaikan harga BBM.

“Menuntut pemerintah mengkaji ulang kenaikan BBM dan ketersediaan BBM di masyarakat,” kata dia.

Unjuk rasa berlangsung relatif aman dan tertib dengan pengawalan ketat kepolisian. Hanya saja arus lalu lintas di Jl Slamet Riyadi tersendat lantaran sebagian badan jalan dipenuhi mahasiswa.

Baca Juga: Didemo Mahasiswa di UI, Luhut Bungkam soal Big Data Presiden 3 Periode

Di akhir acara para mahasiswa menyindir Puan Maharani, Ketua DPR yang berasal dari partai penguasa, PDIP. Seperti kebiasaan, para orator unjuk rasa mahasiswa selalu membuka dan menutup orasi dengan pekik atau salam khusus.

Salah satu dari kalimat itu yakni “Hidup Perempuan yang melawan”. Kalimat itu biasanya menjadi penutup dari salam atau pekik mahasiswa saat berorasi.

Namun kali ini kalimat itu ditambahi oleh orator mahasiswa dengan ungkapan untuk Puan Maharani.

“Hidup perempuan yang melawan, kecuali Puan Maharani,” teriak mahasiswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya