SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMARANG — Gelombang demonstrasi mengecam pembuatan dan pemutaran film Innocence of Muslims terus berlanjut.
Kali ini dilakukan puluhan mahasiswa dari Pengurus Daerah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Semarang yang berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jateng Jl Pahlawan, Kota Semarang, Kamis (20/9/2012).

Sempat terjadi ketegangan dengan aparat kepolisian yang mengadang mahasiswa saat hendak masuk ke dalam Gedung Dewan. Polisi menutup pintu gerbang dan membuat pagar betis. Mahasiswa berusaha masuk dengan mendorong petugas, sehingga terjadi aksi saling dorong kedua belah pihak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun kejadian itu tak berlangsung lama, karena pengunjuk rasa memilih mundur. Mereka kemudian menggelar mimbar bebas di depan pintu gerbang. Dalam orasinya anggota KAMMI mengecam dan menyayangkan pembuatan film yang menghina Nabi Muhammad SAW.

Ketua Umum Pengurus Daerah KAMMI Semarang, Galih Pramilu Bakti, menyatakan pembuatan film tersebut itu bertujuan untuk memprovokasi umat Islam yang berujung pada perpecahan antarumat beragama.

Sebab latar belakang produksi film itu dilandasi rasa dendam dan kebencian terhadap umat Islam.
Untuk itu, kata Galih, KAMMI mengajak masyarakat muslim di seluruh Indonesia, khususnya Semarang tidak mudah terprovokasi dan terpancing emosi.

”KAMMI menuntut pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir penayangan dan peredaran film tersebut di layanan Youtube di Indonesia,” ujar dia.
Setelah menyampaikan orasi dan membacakan pernyataan sikap, pengunjuk rasa dari KAMMI membubarkan diri.

Sebelumnya pada Selasa (18/9/2012), puluhan orang tergabung dalam Laskar Umat Islam Semarang (LUISS), menggelar aksi demonstrasi turun ke jalan menolak film Innocence of Muslims. Kemudian pada Rabu (19/9/2012), Keluarga Besar Aktivis Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang menggelar demonstrasi mengecam film tersebut.

Anggota Komisi E DPRD Jateng, Ali Mahfudz mendukung aksi demonstrasi dilakukan mahasiswa dan umat Islam menolak film itu.

”Hendaknya dalam menyampaikan aspirasi dengan damai, tanpa tindakan anarkis,” harap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya