SOLOPOS.COM - Warga Desa Sumber, Simo, Boyolali, berunjuk rasa menolak penambangan galian C di wilayah mereka, Senin (14/8/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Demo Boyolali, wara Sumber, Simo, menolak penambangan galian C.

Solopos.com, BOYOLALI — Ratusan warga Desa Sumber, Simo, Boyolali, turun ke jalan menolak penambangan galian C di wilayah mereka, Senin (14/8/2017). Mereka terus memekikkan takbir dan bersalawat badar selama long march menuju Balai Desa Sumber, Simo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Aksi warga dipicu oleh keluarnya izin penambangan galian C di desa mereka. Izin tersebut langsung memantik reaksi warga yang merasa telah ditelikung penambang tanpa sosialisasi.

Aksi mendapatkan dukungan warga dari anak anak hingga orang lansia. Sebab, rencana penambangan galian C mengancam sumber mata air kehidupan mereka yang ada sejak turun temurun.

“Dulu pernah ada penambangan manual sekitar tahun 1990-an. Setelah, sejumlah sendang langsung mati. Sekarang, malah bakal ada penambangan besar besaran. Apa anak cucu kami mau diwarisi apa,” ujar tokoh warga setempat, Ibrahim.

Aksi turun ke jalan warga menyelematkan sumber mata air mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk camat setempat, Hanung Mahendra.

Hanung menilai, meski Pemprov Jateng telah menerbitkan izin penambangan, namun ia sebagai pemangku wilayah meminta penambangan tak dilakukan. “Ada sumber mata airnya yang luar biasa. Kalau ditambang, apa enggak eman-eman,” paparnya.

Pantauan solopos.com, ada belasan sendang bermata air jernih mengalir dengan deras tak jauh dari permukiman warga. Sendang sendang tersebut terhubung dengan pipa-pipa yang mengalir ke permukiman warga, persawahan, dan masjid serta musala.

Ada seribuan lebih warga yang menggantungkan hidup dari sumber mata air di desanya tanpa mengeluarkan uang sepeser pun setiap bulan.

“Sampai kapan pun, kami akan menolak penambangan galian C. Kami memperjuangkan kehidupan anak cucu dan alam,” ujar Bagus Joko Susilo, ketua RT 13, RW 2.

Sejumlah poster yang dibawa warga bertuliskan kecaman dan sindiran. Antara lain “Awakmu lemu, kakehan pasir, kami kuru olehe mikir”; “Air sumber kehidupan kami, reklamasi haya janji”; “demi alam kami siap perang”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya