SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Ada yang berbeda dalam unjuk rasa ratusan mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di pertigaan Kampus UIN Sunan Kalijaga, Kamis (22/3) siang. Pembantu rektor UIN Sunan Kalijaga beserta dekan fakultas turut berunjuk rasa, turun ke jalan bersama mahasiswa.

Meski dikawal oleh puluhan aparat kepolisian, unjuk rasa yang dilakukan sekitar 200 mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UIN Sunan Kalijaga dan Pergerakan Mahaiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jogja berlangsung damai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembantu Rektor UIN Sunan Kalijaga Bidang Kemahasiswaan Ahmad Rifai bahkan yang langsung membacakan tuntutan pengunjuk rasa. “Hidup mahasiswa! Mari kita tolak kenaikan BBM,” katanya dengan suara lantang yang diikuti tepuk tangan seluruh peserta unjuk rasa.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Ahmad, keputusan pemerintah untuk menaikan harga BBM awal April 2012 mendatang merupakan keputusan yang diskriminatif terhadap rakyat Indonesia. Apalagi kondisi masyarakat Indonesia saat ini masih terbelenggu kemiskinan dan susah mencari pekerjaan.

Badrun Alaina, salah satu perwakilan rektorat juga menambahkan, keputusan pemerintah menaikan harga BBM sebesar Rp1.500 per liter tidak rasional. Berdasarkan pengamatan yang ia peroleh, keputusan pemerintah menaikan harga BBM sarat dengan kepentingan politis. “kami mendukung mahasiswa kami untuk menyuarakan isu ini (kenaikan harga BBM),” tandasnya.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya