SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Demo Bantul terjadi di kantor Pemkab Bantul

Harianjogja.com, BANTUL- Ratusan warga Nahdatul Ulama (NU) Bantul menggeruduk kompleks kantor Pemerintaj Kabupaten (Pemkab) Bantul Selasa (15/3/2016) siang, terkait buku berjudul Sunah-sunah Setelah Kematian yang diedarkan Dinas Sosial. Massa menilai anggaran publik digunakan untuk mengampanyekan ajaran yang tidak toleran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ratusan massa NU semula bergerak ke kompleks Sekeretariat Daerah (Setda) di Paseban Bantul. Setelah itu, massa mendatangi kompleks kantor Pemkab di daerah Manding Kidul menuju Kantor Dinas Sosial. Mereka memprotes beredarnya buku Sunah-sunah Setelah Kematian di masyarakat.

Buku itu dibeli oleh Dinas Sosial dan diedarkan ke kaum rois di Bantul. Buku itu menyatakan tradisi tahlil sebagai hal yang dilarang dalam ajaran Islam. Warga NU yang lekat dengan tradisi tahlil mengklaim tidak terima dengan isi ajaran buku tersebut. Koordinator Umum (Kordum) Aksi Kuncoro mengatakan, Pemkab Bantul melalui Dinas Sosial justru menggunakan anggaran daerah untuk mengampanyekan hal-hal yang antitoleransi.

Padahal kata dia, tahlil telah menjadi budaya dan tradisi di kalangan warga Nahdliyin.

“Ajaran buku itu juga memecah belah umat. Belanja anggaran publik itu enggak masalah, asal jangan digunakan untuk hal-hal seperti ini,” tegas dia, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya