SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi (JIBI/Dok)

Demo Bantul terjadi di kantor Pemkab Bantul

Harianjogja.com, BANTUL-Aksi demonstrasi kembali terjadi di Bantul. Kali ini barisan warga Nahdatul Ulama (NU) Bantul mendatangi kompleks kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul Selasa (15/3/2016) siang. Peredaran buku Sunah-sunah Setelah Kematian yang diedarkan Dinas Sosial  dinilai menggunakan anggaran publik mengampanyekan ajaran yang tidak toleran.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Mahmudi atas nama Pemkab Bantul meminta maaf atas kejadian ini. Pemerintah kata dia saat ini tengah menarik buku tersebut dari peredaran. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 320 eksemplar buku telah disebarkan ke kaum rois di lima kecamatan, sebanyak 135 diantaranya telah ditarik.

“Sampai sekarang proses penarikan masih berlangsung,” kata Mahmudi.

Sejatinya kata dia, Dinas Sosial telah terlanjur membeli 1.000 eksemplar buku terbitan Pustaka Imam Bonjol tersebut, dengan menelan biaya sebesar Rp20 juta. Terkait nasib pegawainya berinisial S, Mahmudi mengatakan akan mengkaji terlebih dahulu.

“Kalau dia bersalah biar nanti diperiksa oleh Inspektorat, yang berhak memberhentikan adalah bupati bukan saya,” ujarnya lagi.

Massa aksi membubarkan diri setelah azan zuhur. Sebelum membubarkan diri, massa beramai-ramai menggelar tahlil di aula Pemkab Bantul sebagai bentuk ketegasan sikap bahwa tradisi tahlil tetap menjadi bagian dari warga NU.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya