SOLOPOS.COM - Foto tindak anarkis penyerangan terhadap driver Go-Jek dalam demo angkutan umum di Jakarta, Selasa (22/3/2016). (Twitter.com/@ernestprakasa)

Demo angkutan umum Jakarta diwarnai dengan aksi kekerasan.

Solopos.com, JAKARTA — Komika dan penulis skenario film Ernest Prakasa menungkapkan tanggapannya, terkait aksi anarkis yang terjadi dalam demo angkutan umum di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pendapat Ernest mengenai hujatan sebagian pengakses Internet (netizen) terhadap pihak perusahaan layanan taksi Blue Bird, ia tuangkan dalam kicauan-kicauannya di akun Twitter pribadi.

Pantauan Solopos.com pada akun Twitter Ernest, komika tersebut berupaya mengarahkan publik dunia maya, untuk tidak menelan mentah-mentah isu yang beredar tentang aksi anarkis sopir Blue Bird kepada driver ojek online Go-Jek.

Teman2, perhatikan foto ini baik2. Yg ngeroyok MASSA, supir Blue Bird malah MELERAI. Yuk lebih kritis, jgn asal,” tulis Ernest Prakasa @ernestprakasa.

Postingan Ernest Prakasa yang menampilkan foto pengeroyokan terhadap driver Go-Jek dalam demo angkutan umum di Jakarta, Selasa (22/3/2016). (Twitter.com/@ernestprakasa)

Postingan Ernest Prakasa yang menampilkan foto pengeroyokan terhadap driver Go-Jek dalam demo angkutan umum di Jakarta, Selasa (22/3/2016). (Twitter.com/@ernestprakasa)

Menurut Ernest, berdasarkan foto yang beredar di media sosial, bukan sopir Blue Bird yang melakukan penyerangan terhadap driver Go-Jek, melainkan massa yang ikut demo, yang notabene belum tentu sopir Blue Bird.

“Iya gw bisa aja salah sih, mungkin aja itu beneran foto driver Gojek yg dipukulin supir Blue Bird. Menyedihkan *_*” tulis Ernest Prakasa @ernestprakasa.

Lantaran postingan Ernest mengajak publik untuk berpikir secara objektif dan kritis ini, komika tersebut dianggap pro Blue Bird. Tak berdiam diri, Ernest lantas menulis kicau klarifikasinya.

“Wih sentimen TL lagi anti Blue Bird banget ya, sampe2 ajakan buat kritis aja diserang & dianggap pro Blue Bird,” tulis Ernest Prakasa @ernestprakasa.

Selanjutnya, Ernest memposting ulang foto kiriman netizen yang memperlihatkan sopir Blue Bird tampak berusaha melerai pelaku yang menyerang driver Go-Jek.

“Ini lebih mengerikan sih. Sulit dibantah. RT @theBLEKEH: kalo di foto ini kok malah kebalikannya, koh,” tulis Ernest.

Foto tindak anarkis penyerangan terhadap driver Go-Jek dalam demo angkutan umum di Jakarta, Selasa (22/3/2016). (Twitter.com/@ernestprakasa)

Foto tindak anarkis penyerangan terhadap driver Go-Jek dalam demo angkutan umum di Jakarta, Selasa (22/3/2016). (Twitter.com/@ernestprakasa)

Melalui beberapa kicauan Ernest, ia berpandangan surutnya pamor Blue Bird sebagai angkutan umum masyarakat, dikarenakan manajemen pelayanan perusahaan taksi tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan publik.

“Uber tidak membunuh Blue Bird. Keserakahan Blue Bird sendiri yang membunuh mereka. Maruk nambah armada, rekrut supir sembarangan, penumpang jadi korban,” tulis Ernest Prakasa @ernestprakasa.

“Blue Bird palingan mikir walau kualitas supirnya anjlok org gak akan berpaling krn ga ada pilihan. Baiklah, beberapa hal sedikit berbeda sekarang, huh?” tulis @ernestprakasa.

Ernest berpendapat, semestinya sopir-sopir taksi Blue Bird menyadari tentang kualitas pelayanan Uber dan Grab yang lebih bisa menjawab kebutuhan transpostasi masyarakat saat ini.

“Sopir Blue Bird-ku skrg banyak yg gatau jalan tp gw tetep naik soalnya gada pilihan hari telah berakhir terima kasih Uber dan Grab. Maaf Blue Bird,” tulis Ernest.

“Dead Blue Bird, your time is up. The era is shifting and there’s nothing you can do about it. Deal with it [Kematian Blue Bird, waktumu telah habis, Era bergeser dan tidak ada yang bisa kamu lakukan. Hadapilah itu],” tutup Ernest.

Dilansir Solopos.com sebelumnya, Blue Bird sendiri memberi penjelasan bahwa pihak manajemennya akan menindak tegas sopirnya yang kedapatan melakukan tindak anarkis.

“Manajemen akan melakukan tindakan tegas kepada pengemudi Blue Bird yang terbukti melakukan tindakan anarkis,” tulis akun Twitter @BlueBirdGroup, Selasa.

Terkait dengan itu, pihak manajemen Blue Bird meminta bantuan kepada netizen, untuk mendokumentasikan aksi anarkis sopir, baik dalam bentuk foto atau rekaman video, sebagai alat bukti untuk memberi sanksi.

“Bukti ini kami perlukan karena yang menggunakan seragam biru tidak hanya Blue Bird. Kerugian yang disebabkan karena diturunkannya penumpang secara paksa juga dapat dilaporkan kepada kami. Terima kasih,” demikian pernyataan resmi Blue Bird.

Komisaris Blue Bird Tbk., Noni Sri Ayati Purnomo, menjelaskan bahwa apa yang menjadi masalah dalam demo para sopir itu bukan soal pemanfaatan panggilan online atau tidak, tapi lebih kepada pemerataan regulasi.



“Menurut saya ini soal kejelasan peraturan pemerintah, harus ada KIR-nya, ada izinnya, pengemudi juga harus diseleksi. Jadi bukan soal online atau tidak. Ini masalah regulasi,” kata Noni dalam telewicara Breaking News Metro TV, Selasa, pukul 13.40 siang WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya