SOLOPOS.COM - Suasana rumah Cipto Suwarno, warga Gatak, Sukoharjo, yang jadi korban kecelakaan bus di Tol Cipali, Kamis (3/11/2016). (JIBI/Solopos/Istimewa)

Demo 4 November, korban kecelakaan bus di Tol Cipali asal Sukoharjo langsung dimakamkan.

Solopos.com, SUKOHARJO — Peserta demo 4 November yang meninggal dunia dalam kecelakaan bus di Tol Cipali, Kamis (3/11/2016) pagi, terkonfirmasi bernama Cipto Suwarno, 60, warga RT 001/RW 005, Dusun Tegalan, Desa Wironanggan, Kecamatan  Gatak, Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cipto berangkat bersama 16 anggota pengajian di wilayahnya pada Rabu (2/11/2016) sore. Pemimpin pengajian tersebut, Ustaz Kanti Santoso, mengenal Cipto sebagai seorang pejuang Islam.

“Almarhum merupakan imam musala. Dia adalah pejuang Islam dan selalu aktif mengikuti pengajian setiap Selasa malam dan Minggu malam. Hanya pengajian umum, semua masyarakat dipersilakan mengikuti pengajian,” jelas Ustaz Kanti, saat berbincang dengan Solopos.com di  rumah duka, Kamis malam.

Pantauan Solopos.com di rumah duka, ratusan warga datang untuk melayat di rumah tersebut. Mereka menunggu kedatangan jenazah yang diperkirakan pada pukul 22.00 WIB atau pukul 23.00 WIB.

Setiba di rumah duka, jenazah bakal dimandikan lantas disalatkan. Setelah itu, jenazah bakal langsung dimakamkan di permakaman desa setempat yang letaknya tak jauh dari rumah duka.

Ustaz Kanti Santoso mengatakan ada 17 anggota jemaah pengajian pimpinannya yang berangkat ke Jakarta untuk bergabung dengan ribuan umat muslim lainnya. Mereka bakal mengikuti aksi damai di Istana Negara ihwal kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Ada 17 orang termasuk almarhum yang berangkat ke Jakarta. Mereka naik bus dari jalan Solo-Jogja dan langsung berangkat ke Jakarta. Ada juga jemaah pengajian lainnya dari Solo dalam beberapa bus,” kata dia.

Dia mendapat kabar bus yang ditumpanggi jemaah pengajian kecelakaan di Tol Cipali, Majalengka, Jawa Barat, pada pukul 05.00 WIB. Kecelakaan itu menewaskan satu penumpang dan satu awak bus.

“Penumpang bus yang menderita luka ringan sebanyak 15 orang. Mereka akan langsung kembali ke Solo. Penumpang bus yang selamat tetap akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta,” papar dia.

Sehari-hari, Cipto bekerja sebagai buruh tani. Saat pagi, ia pergi ke sawah untuk bekerja. Malam harinya, Cipto menghabiskan waktu di masjid untuk mengaji.

Cipto meninggalkan seorang istri dan dua anak. Anak pertama bekerja sebagai guru taman kanak-kanak (TK) di Gatak. Sementara anak keduanya merupakan anggota TNI-AU di Ambon, Maluku.

Ketua RT 001, Arif Sutopo, mengatakan keluarga Cipto sepakat jenazah bakal langsung dimakamkan di permakaman desa setempat. Dia mengenal Cipto sebagai sosok yang lugu dan sangat ramah terhadap warga setempat.

“Informasi terakhir, jenazah masih dalam perjalanan menuju rumah duka. Kami sudah menggali liang lahat di permakaman,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya