SOLOPOS.COM - Ribuan orang memadati kawasan Bundaran Air Mancur Bank Indonesia sebelum menuju ke depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Polda Metro Jaya meminta agar masyarakat jangan memaksakan kehendak dan mempertanyakan apa yang didemo pada 2 Desember.

Solopos.com, JAKARTA — Pihak kepolisian mengimbau semua pihak mematuhi undang-undang dan ketentuan hukum serta tidak memaksakan kehendak. Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiono terkait desakan sejumlah pihak agar Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditahan terkait kasus penistaan agama yang menjeratnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jangan kita memaksakan kehendak. Memaksakan kehendak dalam artian, ini kan negara hukum. Negara hukum ya kita harus patuh kepada hukum. Proses hukum ini kan melalui undang-undang,” sebutnya ketika ditanya terkait keinginan sejumlah pihak untuk melakukan penahanan terhadap Ahok, Rabu (23/11/2016).

Selain itu, Awi juga berkomentar terkait rencana demo susulan yang belakangan marak beredar. “Kapolri dan Kapolda sudah menyampaikan kalau mau demo, apalagi yang mau didemo? Tuntutannya dari awal sudah terpenuhi. Sudah disampaikan, katanya tidak boleh intervensi/ Presiden kan tidak intervensi,” jelas Awi.

Awi menyebutkan, terkait penegakan hukum atas kasus yang menjerat Ahok, saat ini proses hukum telah berjalan. Kasus ini sedang dalam proses dan pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.

Dia kembali menegaskan terkait alasan subjektif yang dimiliki penyidik untuk tidak melakukan penahanan terhadap Ahok. Sebelumnya, Kapolri Jendral Tito Karnavian juga telah mengemukakan alasan sehingga Ahok tidak ditahan terkait pasal penistaan agama, baik alasan objektif dan subjektif.

Meski demikian, Polda Metro Jaya telah melakukan persiapan untuk pengamanan demo 25 November maupun 2 Desember. Salah satu persiapan yang dilakukan adalah dengan melaksanakan tactical floor game di Gedung DPR. TFG adalah latihan dalam rangka pematangan rencana sebuah operasi.

Selain itu, menurut Awi, akan dilakukan penempatan personel Brimob di sejumlah titik strategis guna memudahkan pergerakan jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dia menjelaskan akan ada sekitar 27.000 personel yang dipersiapkan guna mengantisipasi terkait rencana demo tersebut.

“Jumlah personel 27.000. Kita tidak underestimate dengan kejadian 4 November,” kata Awi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya