SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN</strong> — Sebanyak 42 sekolah menengah pertama (SMP) atau madrasah tsanawiah (MTs) negeri maupun swasta di Sragen melaksanakan <a title="Pendidikan Sragen: UNBK 2018 Susulan Diikuti 187 Siswa SMA/MA" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180418/491/911067/pendidikan-sragen-unbk-2018-susulan-diikuti-187-siswa-smama">ujian nasional berbasis komputer (UNBK)</a> dengan meminjam perlengkapan komputer dari sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) terdekat.</p><p>Dengan metode tersebut, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno menekankan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen agar semua SMP/MTs sebanyak 114 sekolah wajib ikut UNBK pada 2019. Imbauan Dedy itu disampaikan setelah memantau kegiatan UNBK di wilayah Ngrampal, Sambirejo, Kedawung, dan Sragen, Senin (23/4/2018).</p><p>&ldquo;Hasil pantauan ke beberapa tempat, UNBK berjalan lancar. Tahun depan sekolah peserta UNBK harus bertambah secara signifikan. Kendala yang harus dihadapi ruang laboratorium dan komputer dengan jumlah memadai harus tersedia, yakni 30% dari jumlah peserta plus 10 unit,&rdquo; ujar Dedy kepada<em> Solopos.com</em>.</p><p>Dedy sempat menanyai beberapa siswa peserta UNBK. Dia menyampaikan banyak siswa yang mengaku lebih nyaman mengerjakan soal UN di komputer daripada kertas.</p><p>Sementara itu, Kepala Disdikbud <a title="Kecelakaan Sragen: Tabrak Pohon, Pelajar Margoasri Meninggal Dunia" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180410/491/909529/kecelakaan-sragen-tabrak-pohon-pelajar-margoasri-meninggal-dunia">Sragen </a>&nbsp;Suwardi saat berbincang dengan <em>Solopos.com</em> di Disdikbud Sragen, Senin siang, menargetkan 2019 semua sekolah harus bisa melaksanakan UNBK. Dia mengatakan dari 114 SMP/MTs di Sragen sudah 67 sekolah yang sudah berani menggelar UNBK secara mandiri maupun dengan pinjam fasilitas komputer dari sekolah lain.</p><p>Suwardi mencatat masih ada 47 sekolah yang masih mengadakan ujian nasional dengan kertas dan pensil (UNKP). &ldquo;Dari 67 sekolah yang menggelar UNBK, memang ada 42 sekolah yang pinjam fasilitas ke sekolah lain terdekat. Selama ini tidak ada masalah. Kami justru perhatian kepada sekolah yang baru pertama melaksanakan UNBK secara mandiri. Sekolah yang pinjam komputer itu seperti SMPN 1 Miri pinjam ke SMKN 1 Miri, SMPN 1 Ngrampal pinjam ke SMK Kosgoro 1 Sragen. SMPN 3 Sragen pinjam ke SMKN 2 Sragen dan seterusnya,&rdquo; ujarnya.</p><p>Suwardi tidak menerima laporan adanya kendala yang berarti dalam UNBK. Dia mengatakan kendala itu biasanya hanya mundurnya pelaksanaan UNBK karena akses ke soal dari pusat yang kadang-kadang bermasalah.</p><p>Prinsipnya, kata dia, waktu yang tersedia bagi siswa tidak berkurang, yakni 2 jam. Pelaksanaan UNBK berlangsung dalam tiga sesi karena jumlah siswa dan komputer tidak sebanding.</p><p>Seperti di SMPN 1 <a title="KECELAKAAN SRAGEN : 2 Pelajar Tertabrak Bus Saat ke Sekolah, 1 Meninggal Dunia" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180404/491/908002/kecelakaan-sragen-2-pelajar-tertabrak-bus-saat-ke-sekolah-1-meninggal-dunia">Sragen</a>, UNBK diikuti 199 siswa. Kepala SMPN 1 Sragen, Wiyono, menjelaskan UNBK berlangsung dalam tiga sesi dan masing-masing sesi diikuti 70 orang, 70 orang, dan 59 orang.</p><p>&ldquo;Sebenarnya kami memiliki 80 unit komputer tetapi hanya digunakan 70 unit komputer karena mengacu pada ketentuan 30% dari jumlah peserta UNBK plus 10. Selama ini pelaksanaan UNBK sempat molor di 30 menit di laboratorium komputer II karena aksesnya ke pusat terganggu,&rdquo; tuturnya.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya