SOLOPOS.COM - Kepala Dinsos Sragen, Finuril Hidayati, Kamis (24/11/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Untuk menekan angka kemiskinan, Pemkab Sragen memiliki Program Desa Tuntas Kemiskinan (Desa Tumis). Setidaknya ada dua desa yang jadi sasaran Program Desa Tumis yakni Cemeng di Kecamatan Sambungmacan dan Kadipiro di Kecamatan Sambirejo.

Dana yang digelontorkan untuk Program Desa Tumis di dua wilayah tersebut mencapai Rp4,7 miliar. Anggaran tersebut berasal dari APBD 2022 dan dana corporate social responsibility (CSR) Bank Jateng dan BKK Karangmalang Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Finuril Hidayati, menerangkan Program Desa Tumis di Cemeng dan Kadipiro merupakan replikasi dari program pertama di Desa Jabung, Kecamatan Plupuh. Program ini dirancang untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan.

“Terapi yang dilakukan didasarkan pada hasil asesmen lanjutan. Desa Tumis di Cemeng dan Kadipiro ini berbeda dengan Jabung. Ini karena sumber dananya paling dominan dari APBD Perubahan 2022 yang mencapai Rp4.019.727.000. Kekurangannya diambil dari dana CSR Bank Jateng dan Bank BKK Karangmalang,” ujarnya saat ditemui Espos di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Sragen, Kamis (24/11/2022).

Baca Juga: Transformasi Jabung, Salah Satu Desa Termiskin di Sragen yang Kini Naik Kelas

Dana tersebut salah satunya digunakan untuk terapi usaha ekonomi produktif (UEP). Terapi ini  menjadi tanggung jawab Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen. Namun,  pelaksanaannya bisa melibatkan dinas lain.

Dalam asesmen lanjutan diketahui salah satu terapi yang dibutuhkan di dua desa itu berupa bantuan ternak. Diskumindag lantas menggandeng Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) melakukan pengadaan hewan ternak. Diskumindag juga bisa bekerja sama dengan Bagian Perekonomian Setda terkait permodalan untuk usaha ekonomi produktif.

“CSR paling banyak dari Bank Jateng. Ada Rp1 miliar yang diberikan Bank Jateng di 2022 ini, yakni sebagian digunakan untuk Desa Jabung dan sisanya sebanyak Rp635,05 juta digunakan untuk Cemeng dan Kadipiro. Kekurangan dari Bank BKK Karangmalang senilai Rp50 juta. Jadi total dananya untuk dua desa itu mencapai Rp4.704.777.000,” ujarnya.

Baca Juga: Dipancing Rp17,5 Juta, Bisa Keluar Rp35 Juta untuk Rehab RTLH di Sragen

Target Nol Kemiskinan

Dinsos akan melakukan asesmen pada 17 desa lain pada Desember 2022. Asesmen ini untuk bahan pelaksanaan Program Desa Tumis di 2023. Dalam asesmen nanti digunakan juga data dari Program Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Sebelumnya hanya berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

“Polanya tetap sama, yakni data diverifikasi, asesmen dasar, asesmen lanjutan, dan terapi. Semua itu dibutuhkan komitmen kuat dari kepala desa dan perangkat desa. Pasalnya, dalam verifikasi dan validasi data kemiskinan itu membutuhkan mental yang kuat. Tidak sedikit keluarga yang sebenarnya mampu, tetapi masih bermental miskin,” ujar Finuril.

Target Program Desa Tumis ini diharapkan kemiskinan di Cemeng dan Kadipiro bisa nol. Paling tidak, bisa membersihkan data kemiskinan sehingga warga yang terdata miskin itu benar-benar miskin absolut. Hal itu dibuktikan dengan adanya berita acara yang disaksikan pihak desa, pihak kecamatan, termasuk perwakilan TNI/Polri, dan tokoh masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya