SOLOPOS.COM - Sepasang suami-istri di California, Amerika Serikat, Richard Ayvazyan dan Marietta Terabelian, menggelapkan dana ratusan miliar rupiah yang merupakan dana bantuan Covid-19. (FBI/Okezone)

Solopos.com, CALIFORNIA — Sepasang suami-istri di California, Amerika Serikat, Richard Ayvazyan dan Marietta Terabelian, menggelapkan dana ratusan miliar rupiah yang merupakan dana bantuan Covid-19.

Pasutri itu memutuskan gelang pelacak elektronik, meninggalkan rumah mereka di California hingga menelantarkan ketiga anak mereka. Mereka meninggalkan catatan yang ditulis untuk anak-anaknya, yang berusia 13 tahun, 15 tahun, dan 16 tahun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Kita akan bersama lagi suatu hari nanti. Ini bukan perpisahan tapi istirahat sejenak dari satu sama lain,” bunyi tulisan itu seperti dituturkan pengacara Ayvazyan seperti dikutip Solopos.com dari Okezone, Jumat (19/11/2021).

Hampir tiga bulan kemudian pasangan itu masih belum ditemukan. Biro Investigasi Federal (FBI) masih mencari mereka.

Kendati masih buron, kondisi itu tidak menghentikan hakim pada pekan ini untuk menghukum Ayvazyan dan Terabelian meskipun tidak hadir di persidangan. Keduanya dihukum masing-masing 17 dan enam tahun penjara.

Baca Juga: KPK Sebut Mensos Juliari Batubara Terima Fee Rp10.000 Per Paket Sembako 

Jaksa mengatakan mereka dan yang lainnya melakukan skema untuk mencuri lebih dari USD20 juta (Rp285 miliar) dana bantuan yang ditujukan untuk usaha kecil selama pandemi.
“Para terdakwa menggunakan krisis pandemi Covid-19 untuk mencuri jutaan dolar dalam bantuan pemerintah yang sangat dibutuhkan orang-orang dan bisnis yang menderita dampak ekonomi dari pandemi terburuk dalam satu abad ini,” kata Jaksa AS, Tracy L. Wilkison.

Jaksa federal lainnya mengatakan kasus mereka adalah yang pertama diadili di negara tersebut.

Saat kasus ini diusut, diketahui bahwa pasangan itu dan saudara laki-laki Ayvazyan, Artur Ayvazyan, 41, dinyatakan bersalah atas konspirasi untuk melakukan penipuan bank, penipuan jaringan, dan pencucian uang di pengadilan pada bulan Juni.

Richard Ayvazyan dan saudaranya juga dihukum karena pencurian identitas yang parah.

Baca Juga: Hukuman dalam Islam Korupsi Bansos Saat Pandemi, Bisa Divonis Mati? 

Menurut dokumen pengadilan dan bukti yang dipresentasikan di persidangan, mereka menggunakan identitas palsu atau curian, termasuk nama orang mati dan pelajar asing yang mengunjungi AS beberapa tahun lalu, untuk mengajukan permohonan pinjaman bantuan pandemi.

Jaksa federal mengatakan untuk mendukung aplikasi pinjaman palsu, mereka menyerahkan dokumen identitas palsu bersama dengan formulir pajak palsu dan catatan gaji kepada pemberi pinjaman dan Administrasi Bisnis Kecil.

Pasangan itu, bersama dengan saudara laki-laki Ayvazyan dan lima komplotan, menggunakan uang itu untuk membeli rumah-rumah mewah di tiga kota bagian California Selatan yakni Tarzana, Glendale dan Palm Desert bersama dengan koin emas, berlian, perabotan, jam tangan mewah, dan sebuah sepeda motor Harley-Davidson.

“Ketika negara kita berada pada titik paling rentan, orang-orang ini hanya berpikir untuk memenuhi kantong mereka sendiri,” kata Ryan L. Korner, seorang agen khusus di Kantor Investigasi Kriminal IRS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya