SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok.Solopos).GALI SUMUR-Pekerja mengebor sumur sedalam 95 meter untuk membangun Pamsimas di Desa Sumomorodukuh, Kecamatan Plupuh, Sragen, Selasa (26/10/2010). Air dari Pamsimas, diharapkan memenuhi kebutuhan air warga di Dukuh Sendangrejo dan Dukuh Balarakyat, desa setempat.(JIBI/SOLOPOS/Tika Sekar Arum)

Ilustrasi (Dok.Solopos).GALI SUMUR-Pekerja mengebor sumur sedalam 95 meter untuk membangun Pamsimas di Desa Sumomorodukuh, Kecamatan Plupuh, Sragen, Selasa (26/10/2010). Air dari Pamsimas, diharapkan memenuhi kebutuhan air warga di Dukuh Sendangrejo dan Dukuh Balarakyat, desa setempat.(JIBI/SOLOPOS/Tika Sekar Arum)

Pipa tebal setinggi 50 sentimeter dengan diameter sekitar 30 cm itu masih ditutup drum. Saat drum itu diambil, maka terlihatlah lubang sumur menganga hingga kedalaman 125 meter. Meski masih belum bisa digunakan, namun sumur yang terletak di tengah persawahan Dusun Giriroto, Girimargo, Miri itu akan menjadi satu-satunya tumpuan harapan bagi lebih dari 250 petani di desa tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ya, Kecamatan Miri merupakan salah satu wilayah yang berlahan kritis. Karena sangat minim air, para petani di wilayah itu tak pernah bisa menikmati dua kali panen dalam satu tahun. Selama bertahun-tahun, para petani tak memiliki sumber pengairan yang mencukupi bagi sawah-sawah mereka. Bukan berarti diam saja, seperti diungkapkan Koordinator Kelompok Tani Ngudi Makmur, Giriroto, Girimargo, Miri, Marsono, 45.

“Kami tak pernah lelah mengajukan proposal permohonan pembangunan sumur dalam, bahkan hingga lima kali pergantian Kepala Desa. Tapi hingga kini tak ada realisasinya,” tutur dia, saat ditemui Espos, di rumahnya, Kamis (29/9/2011).

Para petani di Dusun Giriroto pun tak pernah putus harapan, sampai suatu hari di tahun 2010 mereka mendapat saran untuk mengajukan proposal ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Gayung bersambut, Kementerian Pekerjaan Umum RI melalui Balai Besar Wilayah Bengawan Solo bidang Pendayagunaan Air Tanah (PAT) memberikan respons positif. Sumur dalam pun mulai dibangun.

“Teman-teman di kelompok tani bahkan banyak yang merelakan lahannya demi lancarnya pembangunan sumur dalam. Ada yang merelakan lahannya untuk jalan akses kendaraan pengangkut bahan, ada juga yang merelakan tanahnya seluas 10 meter persegi untuk membangun sumur. Itu semua dilakukan demi adanya sumur dalam di desa kami,” imbuh Marsono.

Lebih lanjut diungkapkan Marsono, para warga berharap sumur itu tak hanya bisa mencukupi kebutuhan pengairan sawah mereka, tapi juga kebutuhan air minum. Namun, karena kendala ketersediaan air yang masih minim bahkan di kedalaman 125 meter, proyek pembangunan sumur itu saat ini dihentikan sementara waktu. Saat dimintai konfirmasi, Pelaksana Pengawas PAT, Ana Suryana, mengungkapkan untuk kasus sumur dalam di Dusun Giriroto, memang terkendala pada potensi air yang sulit ditemukan.

“Mungkin jika akan dilanjutkan, kami harus menurunkan tim guna menjajaki potensi air di daerah itu. Bisa dipakai alat geolistrik untuk mengetahui lapisan tanah di sana, apakah memang masih ditemukan potensi sumber air atau tidak,” tutur Suryana, saat dihubungi Espos.

(Syahaamah Fikria)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya