SOLOPOS.COM - Larangan penyalahgunaan Om teolet om di grup Facebook MIK Semar. (Facebook.com)

Demam om telolet om yang mendunia justru dilarang di grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar).

Semarangpos.com, SEMARANG – Demam rekaman video meminta sopir bus membunyikan klakson dengan nada khas belakangan hari ini menjadi viral di berbagai media sosial. Namun share Om Telolet Om yang mendunia utu justru dilarang di grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar).

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Rekaman video yang memuat beberapa orang meminta sopir bus untuk menyalakan klakson itu sedang ramai ditonton baik di Facebook, Youtube, maupun Instagram. Demam telolet yang biasanya dilakukan anak-anak di tepi jalan itu sudah mulai merambah berbagai usia. Bahkan bukan hanya di tepi jalan, dalam kolom komentar Facebook setiap orang pun kini terisi kalimat “Om telolet om”. Termasuk setiap kiriman yang ada di grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar).

Saking ramainya komentar dengan kalimat itu, pengelola MIK Semar lantas melarang setiap member menggunakan kalimat “Om telolet om” dalam kiriman yang tak ada hubungannya dengan fenomena telolet itu. Pihak pengelola grup bahkan mengancam akan mengeluarkan setiap member yang melanggar aturan tersebut.

“Peringatan, bagi siapapun Anda yang meninggalkan komen ‘om telolet om’ di postingan yang tidak membutuhkan komen sejenis itu ya. karena salah satu hiburan dan kesenangan admin adalah menghapus sekaligus mengeluarkan akun tersebut dari grup MIK Semar,” tulis pengguna akun Johan Surya selaku pengelola salah satu grup Facebook terbesar di Kota Semarang itu.

Ia juga mengimbau agar setiap member untuk menghapus komentar “Om telolet om” yang sudah terlanjur disematkan jika tak ingin ditendang dari grup. “Silakan Anda sendiri yang hapus, jika saya yang hapus maka dengan senang hati sekaligus mem-banned akun tersebut! Tidak peduli siapapun akunnya,” tegasnya.

Peraturan agar member MIK Semar tak menyalahgunakan “Om telolet om” itu pun mendapat dukungan dari beberapa member yang merasa terganggu dengan kalimat tersebut. “Setuju. Mimine tegeeessss. Sip,” tulis pengguna akun Putra Mahesa dalam kolom komentar.

Larangan itu diterapkan dengan alasan banyaknya member yang menuliskan kata atau mengunggah gambar “Om telolet om” di kiriman yang tak ada kaitannya dengan demam telolet. Beberapa member juga sempat megungkapkan rasa risi mereka dengan komentar yang tidak relevan dengan isi kiriman.

Demam telolet sebenarnya sudah ada sejak kurang lebih tujuh bulan lalu di beberapa daerah. Demam meminta sopir bus membunyikan klakson itu sebenarnya banyak dilakukan anak kecil di tepi jalan raya dengan mengacungkan jempol mereka sebagai kode kepada sang sopir bus bahwa mereka meminta bunyi klakson. Rekaman yang mereka hasilkan itu lalu diunggah di media jejaring sosial.

Belakangan hari ini “Om telolet om” telah merambah berbagai usia dan kalangan. Belakangan hari ini juga banyak beredar video parodi tentang demam telolet. Di antaranya adalah dengan meminta “telolet” kepada pesawat terbang dan juga kereta api. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya