SOLOPOS.COM - Pengunjung mengamati peranti pertunjukan tradisional di Ruang Keempat Museum Radya Pustaka (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Demam Pokemon Go dilarang masuk ke Museum Radya Pustaka. Tapi, berburu Pokemon dibolehkan di Taman Balekambang Solo.

Solopos.com, SOLO — Demam game Pokemon Go di kalangan pengguna internet (netizen) Tanah Air disikapi berbeda oleh pengelola tempat pariwisata di Kota Solo. Di ruang publik terbuka, game ini bisa dimainkan, tapi tidak di dalam museum.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengelola Museum Radya Pustaka melarang pengguna gawai baik telepon pintar maupun tablet untuk bermain Pokemon Go di dalam gedung museum tertua di Indonesia tersebut. Sikap berbeda diambil pengelola Taman Balekambang yang menyilakan paru-paru Kota Bengawan itu dimanfaatkan sebagai tempat bermain Pokemon Go.

Ketua Komite Radya Pustaka, Purnomo Subagyo, mengeluarkan larangan bermain game yang dikembangkan oleh Pokemon Company bekerja sama dengan Nintendo dan Niantic itu semata untuk melindungi koleksi museum.

“Saya dengar katanya saat menangkap Pokemon ada yang membagikan foto di lokasi penangkapan. Khawatir juga kalau ada yang menangkap Pokemon di sini dan menyertakan foto koleksi langka. Nanti malah dimanfaatkan negatif oleh kolektor pemburu barang langka. Demi proteksi koleksi, kalau bisa pemburu Pokemon tidak bermain di sini,” katanya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (19/7/2016).

Purnomo tidak tergerak memanfaatkan demam Pokemon Go sebagai ladang mendulang pengunjung ke Museum Radya Pustaka. “Saya dengar kalau museum lain [Museum Nasional] malah mengajak pengunjung untuk bermain Pokemon di sana. Harga tiket masuk di sini hanya Rp5.000 saja tapi mengancam keamanan koleksi. Saya tidak melihat ada sisi positifnya [promosi dengan Pokemon Go].”

Juru Rawat Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah di Museum Radya Pustaka, Fajar Suryanto, menyebutkan pihaknya belum menemukan secara langsung pengunjung yang bermain Pokemon Go di dalam museum.

“Kalau di dalam saya lihat belum ada. Kalau di depan sini banyak. Biasanya kalau tengah malam pada muter-muter di depan patung sini. Hampir setiap malam ada dua sampai tiga orang datang ke depan sini. Kebetulan saya lagi jaga malam. Pas saya cek, kelihatan pada main Pokemon di handphone-nya,” tuturnya.

Secara terpisah, Kepala UPTD Kawasan Wisata Balekambang, Endang Sri Murniyati, menuturkan pihaknya terbuka kepada pengunjung yang ingin bermain Pokemon Go di Taman Balekambang. “Silakan saja bermain di Taman Balekambang. Dari pada bermain di masjid, gereja, atau main di jalan dan mengganggu pengguna jalan, lebih baik bermain di taman kami yang luas. Relatif tidak mengganggu orang,” kata dia.

Endang menyebutkan sejak dirilis awal Juli lalu, pihaknya mengamati banyak pengunjung datang ke Taman Balekambang untuk bermain Pokemon Go. “Sudah banyak yang main ke sini. Pekan lalu juga sudah ada komunitas pemain Pokemon Go yang mau gathering di sini. Tapi yang harus diingat, harus tetap menjaga ketertiban termasuk hanya datang saat jam operasional kami mulai pukul 07.00 WIB-17.00 WIB,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Budi Sartono, menyebutkan pihaknya belum menerima laporan lonjakan pengunjung ke tempat wisata di Kota Bengawan setelah maraknya permainan berbasis lokasi dan augmented reality (AR) tersebut.

Dia mengatakan belum berniat memanfaatkan booming game ini untuk kepentingan promosi pariwisata Solo. “Kami belum ada arah ke sana [pengembangan promosi pariwisata memanfaatkan demam Pokemon Go],” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya