SOLOPOS.COM - Informasi Pencegahan Demam Berdarah (Dok/JIBI/Solopos)

Demam berdarah di Semarang, kasusnya terbilang tinggi yang ditandai dengan meninggalnya 36 orang akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus demam berdarah dengue (DBD).

Semarangpos.com, SEMARANG – Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Widoyono, mengimbau masyarakat Kota Semarang untuk mewaspadai serangan nyamuk penyebar demam berdarah dengue (DBD) saat kondisi cuaca tak menentu seperti saat ini. Kondisi perubahan musim saat ini ditandai tidak menentunya cuaca, kadang panas dan kandang hujan dianggap sangat disukai nyamuk Aedes aegypti yang kerap menularkan virus demam berdarah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Widiyono menyebutkan dari Januari-September 2016 tercatat ada sekitar 1.822 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang ditemukan di Semarang. Dari kasus sebanyak itu, sudah ada 36 warga yang meninggal dunia. “Kemarau basah kondusif untuk nyamuk penyebab demam berdarah berkembang biak. Sehingga kasusnya mengalami peningkatan. Pada saat yang sama tahun lalu, ada 1.620 kasus. Sekarang di periode yang sama kasusnya meningkat mencapai 1.822,” terang Widiyono seperti dilansir situs resmi Pemkot Semarang, Kamis (29/9/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Peningkatan kasus DBD, kata Widiyono, tidak hanya terjadi di Semarang, tapi juga di daerah-daerah lain di Indonesia. Oleh karenanya, ia pun meminta masyarakat untuk lebih giat menjaga kebersihan di lingkungan sekitarnya, tidak hanya melalui pengasapan (fogging), tapi juga pemberantasan nyamuk dengan gerakan 3 M (menutup, menguras, dan mengubur). “Tindakan pencegahan ini dapat dilakukan secara mandiri,” imbuh Kepala DKK Semarang itu.

Berbagai uji coba lainnya untuk menanggulangi kasus demam berdarah di Semarang ini juga sudah dilakukan, antara lain dengan program pemakaian celana panjang untuk siswa SD dan SMP, pendampingan petugas kesehatan, hingga teknologi pelepasan nyamuk mandul bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Widoyono menyebutkan dari data yang dimiliki DKK dari Januari-September 2016 ada lima kecamatan di Semarang yang kasus demam berdarahnya terbilang tinggi. Kelima kecamatan Semarang itu adalah Tembalang dengan 264 penderita, Pedurungan (222 penderita), Ngaliyan (174 penderita), Banyumanik (171 penderita), dan Semarang Barat (153 penderita). “Meski jumlah kasus meningkat namun fenomena ini belum dapat ditetapkan sebagai (kejadian luar biasa (KLB) DBD di Kota Semarang,” imbuh Widiyono.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya