SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar demam berdarah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Demam berdarah Pacitan, jumlah kasus DBD 2016 diprediksi naik dibandingkan 2015.

Madiunpos.com, PACITAN—Jumlah penderita demam brdarah dengue (DBD) di Kabupaten Pacitan dari Januari hingga Agustus 2016 mencapai 1.005 kasus. Kasus DBD ini tersebar di seluruh kecamatan se-Pacitan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, Rahmad Dwiyanto, mengatakan jumlah kasus DBD pada tahun ini diperkirakan meningkat dibandingkan 2015. Sampai Agustus, jumlah kasus sudah mencapai 1.005, sedangkan jumlah kasus pada 2015 sebanyak 1.044.

“Padahal ini baru Agustus, tetapi jumlah kasus sudah mencapai 1.005,” jelas dia kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (9/9/2016).

Rahmad menyampaikan untuk tahun ini belum ada penderita DBD yang dikabarkan meninggal dunia. Sedangkan pada 2015, ada satu orang penderita DBD yang meninggal dunia.

Meskipun jumlah kasus pada tahun ini diperkirakan lebih banyak dibandingkan tahun lalu, Pacitan belum bisa dikatakan sebagai wilayah kejadian luar biasa (KLB) DBD. Dia menuturkan untuk wilayah yang dikatakan KLB yaitu jumlah penderita harus meningkat 100% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, jumlah korban DBD lebih dari satu orang.

Lebih lanjut, Rahmad menyampaikan pada tahun ini terjadi anomali cuaca yang cukup ekstrem. Kondisi tersebut membuat habitat nyamuk Aedes Aegypti semakin subur dan cepat berkembang. Selain itu, perkembangan nyamuk tersebut juga didukung dengan minimnya kesadaran masyarakat terhadap dalam kesebrsihan lingkungan.

“Seharusnya September ini kan musim kemarau, tetapi tetap aja ada hujan. Kemudian cuaca hujan terang hujan terang juga membuat habitat nyamuk semakin subur,” jelas dia.

Rahmad menuturkan kesadaran masyarakat terhadap kegiatan pemberantasan sarang nyamuk juga dianggap masih minim. Hal itu terbukti, masih banyak masyarakat yang enggan menguras tampungan air, membersihkan bejana yang berisi air, dan lainnya yang bisa membuat nyamuk berkembak biak.

“Pola perilaku masyarakat juga perlu diubah. Kalau ada kasus, baru masyarakat ribut dan meminta untuk dilakukan fogging. Padahal fogging bukan solusi yang tepat untuk memberantas nyamuk,” terang Rahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya