SOLOPOS.COM - Ilustrasi fogging atau pengasapan untuk memutus daur hidup nyamuk (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Demam berdarah Jogja, ada tujuh orang meninggal.

Harianjogja.com, JOGJA — Penyakit demam berdarah dengue telah merenggut tujuh nyawa di Kota Jogja hingga awal September tahun ini. Masyarakat diimbau untuk waspada dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Terkait tingginya jumlah pasien yang meninggal dibanding tahun lalu, Walikota Jogja, Haryadi Suyuti  mengaku enggan mengeluarkan status kejadian luar biasa (KLB). Karena, menurut dia, KLB menimbulkan kepanikan kepada masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Fita Yulia Kisworini mengatakan, status KLB atau tidak, antisipasi demam berdarah harus seperti KLB. Pihaknya sudah mengeluarkan dua kali surat edaran yang ditujukan kepada camat dan puskesmas di semua kecamatan.

“Dibutuhkan peran serta masyarakat untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat,” kata dia.

Fita mengatakan upaya mengantisipasi merebaknya demam berdrah sejauh ini sudah dilakukan melalui sosialisasi, pemberantasan sarang nyamuk, pemantauan setiap saat ke puskesmas-puskesmas, sampai kerjasama pelepasan nyamuk aedes aegepty ber-wolbachia di wilayah Tegalrejo dan Wirobrajan.

Sebelumnya Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Jogja, Yudiria Amelia mengatakan tahun ini bahkan sudah semua kelurahan di Jogja endemis demam berdarah. Padahal tahun lalu masih ada dua kelurahan nol persen demem berdarah.

Menurutnya, tren peningkatan demam berdarah biasanya, kata Yudiria terjadi pada September-Desember. Ia mengimbau masyarakat untuk menjadi pemantau jentik di keluarganya masing-masing. Selain itu juga, mendeteksi dini ke puskesmas.
Jangan menunggu demam berhari-hari.

Pihaknya telah menyediakan alat pendeteksi dini di semua puskesmas. “Kebanyakan kasus demam berdarah yang mengakibatkan kematian karena terlambat dibwa ke puskesmas,” puskesmas,” dia, Mei lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya