SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar demam berdarah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merenggut 10 nyawa di Kabupaten Sukoharjo sepanjang 2019 ini. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) setempat pun kini meningkatkan kewaspadaan menjelang penghujan.

DKK Sukoharjo mencatat angka kasus DBD di Sukoharjo sepanjang Januari-November sebanyak 314 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 10 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala DKK Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengungkapkan angka kasus DBD hingga pekan ke-45 tahun ini meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 35 kasus dengan angka kematian nol kasus.

Bau Limbah PT RUM Sukoharjo Tercium Sampai Ke Rumah Sakit Wonogiri

“Tren kasus DBD terus meningkat. Peningkatan DBD terjadi sejak beberapa bulan lalu,” kata dia kepada wartawan, Selasa (26/11/2019).

Korban kasus DBD ini masih didominasi anak-anak dengan persentase mencapai 60%. Masih rendahnya kesadaran warga dalam menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya kasus DBD.

Temuan kasus DBD tersebut tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo. Namun, Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Polokarto tercatat sebagai daerah dengan jumlah temuan kasus DBD terbanyak.

Angin Kencang Sapu 3 Kecamatan di Sragen, 4 Rumah Tertimpa Pohon

Sedangkan untuk korban meninggal dunia akibat DBD terbanyak di Kecamatan Kartasura sebanyak tiga orang. Kemudian disusul Kecamatan Polokarto terdapat dua kasus, serta Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Mojolaban, dan Grogol masing-masing satu kasus meninggal dunia.

Yunia meminta seluruh warga mewaspadai penyakit DBD saat musim pancaroba ini. Pemkab juga telah melayangkan surat edaran (SE) kepada seluruh camat untuk meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran nyamuk DBD. “Kami terus menggencarkan penyuluhan kepada masyarakat melalui program penyuluhan khusus maupun kampanye kesehatan yang melibatkan kader dan masyarakat tentang penyakit DBD,” kata dia.

2 Kades di Karanganyar Dilaporkan ke Kejari, Ini Identitas dan Kasusnya

Selain itu untuk mencegah muncul dan berkembangnya wabah penyakit itu, masyarakat harus selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya menguras bak mandi.

Tak hanya itu seluruh permukiman penduduk, termasuk tempat indekos juga harus disasar dan dipantau jentik nyamuknya. Upaya lainnya, meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat cukup serta menghindari gigitan nyamuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya