SOLOPOS.COM - Petugas menunjukkan stok darah di UTD PMI Kabupaten Madiun, Sabtu (23/1/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Demam berdarah Bantul masih tinggi

Harianjogja.com, BANTUL — Sebanyak 1348 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di Bantul, dari Januari sampai Juli. Kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah menyusul beberapa kasus pada Agustus yang belum terdata. Jumlah tersebut hampir menyentuh angkat 1441, seperti yang terjadi pada sepanjang tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ahli kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM) yang fokus dalam kajian DBD, Riris Andono Ahmad menyatakan seharusnya bulan ini sudah tidak masa DBD lagi. Namun karena musim kemarau basah perkembangbiakan nyamuk DBD masih ada.

Menurut dia yang dapat dilakukan pada pasien DBD adalah memberikan vaksin DBD. Namun dia menyayangkan di Indonesia belum beredar vaksin untuk penderita DBD. Jadi, Riris menyatakan, langkah yang paling jelas adalah dengan melakukan PSN secara rutin dan terus menerus. Menurutnya hal itu adalah satu-satunya cara untuk menekan angka perkembangbiakan nyamuk DBD.

Hal itu memang menjadi tantangn tersendiri bagi warga masyarakat supaya dilakukan dengan konsisten, Riris tak menampik jika itu merupakan suatu kendala. Dia mencontohkan jamak di antara masyarat yang masih memiliki sumur di luar rumah yang sudah tidak pernah dibersihkan, padahal menurutnya tempat itu merupakan salah satu perkembang biakan utama bagi nyamuk DBD.

Lebih lanjut dia menuturkan, upaya lain pencegahan dengan fogging yang selam ini dilakukan, tidaklah efektif. “Kalau fogging tidak akan menyelesaikan masalah karena hanya membunuh nyamuk dewasa,” tandasnya.

Lebih lanjut, Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Pramudi Darmawan menyatakan hingga kini belum menemukan kasus kematian akibat DBD.

“Sempat ada kasus meninggal diduga akibat DBD. Namun setelah kami cek dan datangkan seorang ahli ternyata meninggalnya bukan karena DBD,” paparnya.

Hingga kini upaya menekan kasus DBD terus dilakukan dengan mengajak warga masyarakat malakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Masyarakat diajak melakukan jumat bersih memberantas sarang nyamuk di tempat-tempat air tergenang. Pramudi mencontohkan seperti halnya bak mandi dan botol-botol yang kemungkinan terisi air harus dikubur atau ditutup.

Pramudi mengaku sudah rutin melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat ke dusun-dusun. Namun terkait efektifitas program PSN, dia menilai masih terbatas. Masyarakat masih kesusahan dalam membersihkan sarang nyamuk yang berada di luar ruangan seperti kebon atau pekarangan. Padahal menurutnya banyak sarang nyamuk yang tersembunyi di luar ruangan sehingga potensi DBD itu selalu ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya