SOLOPOS.COM - Calon pembeli melihat koleksi batu mulia saat berlangsung pameran batu mulia Indonesia Gems Lover Expo 2013 di XT Square, Jalan Veteran, Jogja, Kamis (5/12/2013). Pameran yang berlangsung hingga 8 Desember tersebut untuk mengakomodasi pecinta batu mulia dari berbagai daerah.(Harian Jogja/Gigih M. Hanafi/JIBI)

Demam batu akik di Bumi Menoreh Kulonprogo bisa tersalurkan karena pegunungan ini menyimpan potensi batu

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kulonprogo ternyata menyimpan beragam jenis batu akik yang berkualitas tinggi. Batu akik jenis pancawarna gembor dan fire opal pun menjadi ikon batu mulia Bumi Menoreh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengawas Pertambangan Bidang ESDM Dinas Perindustrian Pertambangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kulonprogo Aris Yamyuri mengungkapkan potensi batu mulia di kabupaten ini tersebar di hampir semua kecamatan.

Potensi yang cukup besar hanya ada di beberapa kecamatan, seperti Girimulyo, Kokap, Samigaluh, dan sebagian Pengasih.

“Potensi tambang terbesar ada di Girimulyo. Belum lama ini telah ditinjau potensi akik di Dusun Wadas, Desa Giripurwo, Kecamatan Samigaluh. Potensi akik terbesar ada di Desa Purwoharjo dan Desa Pagerharjo,” ujarnya, Jumat (24/7/2015).

Aris mengatakan Pegunungan Menoreh menyimpan beragam tambang batu mulia yang menarik. Sampai saat ini upaya menggali potensi tersebut belum dapat dilakukan maksimal namun ke depannya diharapkan potensi tambang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

Pengurus Paguyuban Batu Mulia Giri Sela Aji, Patrika Yuniarta Wicaksana, mengungkapkan sebelum batu akik naik pamor, Kulonprogo lebih dulu memperkenalkan batu akik calsedon dan fosil koral sebagai ikon kabupaten ini.

Perlahan seiring munculnya potensi akik yang ada, kini terdapat dua jenis batu akik yang ditetapkan sebagai ikon baru batu mulia Kulonprogo, yakni pancawarna gembor dari Curug Si Gembor, Girimulyo dan fire opal.

Patrika mengungkapkan kedua jenis batuan tersebut tidak kalah mahal dengan batuan akik yang tenar saat ini. Batu pancawarna gembor setiap bongkah dapat bernilai Rp2 juta sampai Rp6 juta per kilogram.

“Kalau sudah dipotong, diasah dan jadi cincin biasanya sampai Rp10 jutaan mungkin,” paparnya.

Patrika menegaskan potensi batu mulia Kulonprogo masih sangat besar. Namun, penambangannya terbilang lamban bila dibandingkan daerah lain yang lebih dulu dikenal sebagai sentra batu mulia, seperti Pacitan.

“Jika mau digali lagi, potensinya sangat banyak. Saat ini, paguyuban sedang mengangkat jenis batu mulia baru yang ada di Kulonprogo, yakni giok air. Warnanya cenderung kuning dan kuning kehijauan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya