SOLOPOS.COM - Wisatawan menikmati pemandangan dari Puncak Suroloyo Pegunungan Menoreh Kulonprogo. (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Demam batu akik masih melanda Indonesia.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Demam batu akik masih berlangsung. Bumi Menoreh ternyata menyimpan harta karun berupa batu akik berkualitas tinggi. Batu akik Pancawarna Gembor dan Fire Opal, menjadi ikon batu mulia Kulonprogo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengawas Pertambangan Bidang ESDM Dinas Perindustrian, Pertambangan dan ESDM (Disperindagesdm) Kulonprogo Aris Yamyuri mengungkapkan, potensi batu mulia di kabupaten ini tersebar di hampir semua kecamatan. Seiring demam batu akik, potensi harta karun yang cukup besar hanya ada di beberapa kecamatan, seperti Girimulyo, Kokap, Samigaluh, dan sebagian Pengasih.

“Potensi tambang terbesar ada di Girimulyo. Belum lama ini, kami telah meninjau potensi akik di Dusun Wadas, Desa Giripurwo. Samigaluh potensi terbesar ada di Desa Purwoharjo dan Desa Pagerharjo,” ujar Aris ditemui di kantornya pekan lalu.

Aris mengatakan, Pegunungan Menoreh menyimpan berbagai macam tambang batu mulia yang menarik. Dia mengungkapkan, sampai saat ini upaya menggali potensi tersebut belum dapat dilakukan maksimal. Namun, ke depan pihaknya berharap potensi tambang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakatKulonprogo.

“Saat ini, penambangan masih dilakukan secara manual. Sebagian besar penambang juga awalnya hanya warga biasa yang sebelumnya tidak memiliki keterampilan menambang secara profesional,” jelas Aris.

Calsedon

Sementara itu,  Pengurus Paguyuban Batu Mulia Giri Sela Aji, Patrika Yuniarta Wicaksana mengungkapkan, sebelum batu akik naik pamor, Kulonprogo lebih dulu memperkenalkan batu akik calsedon dan fosil coral sebagai ikon kabupaten ini.

Namun, perlahan seiring munculnya potensi akik yang ada, kini terdapat dua jenis batu akik yang ditetapkan sebagai ikon baru batu mulia Kulonprogo. Kedua batu tersebut adalah Pancawarna Gembor dari Curug Si Gembor Girimulyo dan Fire Opal.

Patrik mengungkapkan, kedua jenis batuan tersebut tidak kalah mahal dengan batuan akik yang tenar saat ini. Batu pancawarna gembor setiap bongkah dapat bernilai Rp2 juta hingga Rp6 juta per kilogram.

“Kalau sudah dipotong, diasah dan jadi cincin biasanya sampai Rp10 jutaan mungkin,” jelas Patrik.

Lebih lanjut Patrik mengatakan, potensi batu mulia Kulonprogo masih sangat besar. Dia mengungkapkan, Kulonprogo memang masih belum seberapa, jika dibandingkan daerah lain yang lebih dulu dikenal sebagai sentra batu mulia seperti Pacitan. Penambangan batu mulia di Kulonprogo cukup terlambat.

“Jika mau digali lagi, potensinya sangat banyak. Saat ini, kami sedang menemukan jenis batu mulia baru yang ad di Kulonprogo, yakni giok air. Warnanya cenderung kuning dan kuning kehijauan,” tandas Patrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya