SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi batu akik jenis spirtus (JIBI/Solopos/Antara)

Demam batu akik menjadi pemicu berkembangya nyamuk Aedes Aegepti?

Solopos.com, JAKARTA – Ember kecil yang biasa digunakan untuk merendam batu akik disebut-sebut bisa memicu berkembangnya nyamuk Aedes Aegepti. Hal ini berdasarkan temuan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir Antara, Sabtu (4/7/2015), Balitbangkes Kementerian Kesehatan tengah melakukan penelitian resistensi insektisida. Peneliti Balitbangkes melakukan kunjungan rumah penduduk, untuk melihat ada tidaknya jentik nyamuk.

Setelah itu, jentik nyamuk diambil lalu diperiksa di laboratorium. Hasilnya akan didapat pada akhir tahun ini.

Tjandra Yoga Aditama, Kepala Balitbangkes Kemenkes, mengatakan dari pengalaman pengumpulan data di lapangan selama ini, ada empat temuan yang didapatkan dan perlu jadi perhatian.

Menurutnya, pada sebagian rumah yang didatangi, ternyata ada kaleng, panci, atau ember kecil yang dipakai merendam bongkahan batu akik.

“Pada sebagian besar rendaman batu akik ini maka peneliti kami menemukan jentik nyamuk Aedes aegypti yang dapat menularkan virus Dengue dan menyebabkan penyakit Deman Berdarah Dengue ,” katanya melalui keterangan resmi Jumat (3/7/2015).

Dia mengingatkan masyarakat agar jangan merendam bongkahan batu akik dalam air selama berhari-hari. Tanpa diganti airnya, jentik nyamuk ternyata ditemukan hidup di sana.

Jadi jika akan merendam batu akik agar terlihat lebih bagus, katanya, maka air rendaman harus diganti setiap hari atau dua kali sehari lebih baik.

“Jangan sampai demam batu akik? kemudian malah menjadi penyebab terjadinya demam beneran akibat DBD,” jelasnya lagi.

Penemuan lainnya sekitar 30 – 50 % rumah yang dikunjungi ternyata ada jentik nyamuknya, sehingga tentu saja kemungkinan mendapat DBD ?jadi besar.

Tim peneliti juga cukup sering menemukan jentik nyamuk di bawah tempat meletakkan gelas di dispenser. Nampaknya air yang turun dari keran dispenser sebagian jatuh ke bawah alas dan didiamkan oleh pemiliknya. Kemudian tumbuhlah jentik nyamuk Aedes penular DBD.

Dari pembicaraan dengan pemilik rumah cukup banyak yang mengatakan bahwa mereka sudah mengosongkan bak secara berkala.

Menurutnya walau bak sudah kosong, tapi di dinding bak sudah terlanjur ada telur nyamuk, dan bila bak diisi air maka telur akan menetas dan jadi nyamuk kembali. Artinya, tidak cukup hanya mengosongkan bak, tapi dinding bak harus disikat, supaya telur nyamuk hilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya