SOLOPOS.COM - Peternak babi di Soloraya mengikuti seminar di Orient Resto, Solo, Selasa (19/11/2019). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Para peternak babi di Soloraya resah dengan ancaman penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika. Apalagi belakangan penyakit itu dikabarkan sudah sampai ke wilayah Sumatra.

Peternak berharap ada upaya dari pemerintah untuk mencegah penyebaran virus yang belum ada vaksinnya itu. Hal itu diungkapkan peternak saat mengikuti seminar Upaya Pengendalian African Swine Fever (ASF) yang digelar Himpunan Peternak Babi Surakarta di Orient Restaurant Jl. Slamet Riyadi Solo, Selasa (19/11/2019).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ratusan peternak babi dari berbagai daerah di Pulau Jawa mengikuti seminar yang menampilkan pembicara guru besar Fakultas Kesehatan Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB), I Wayan T. Wibawan, itu.

Tak Jenguk Anak Kedua Gibran, Rudy: Saya Enggak Sering Jagong Bayi...

Seminar tersebut untuk memberikan pemahaman dan kesadaran bersama dalam mencegah penyebaran penyakit ASF di Indonesia. Virus ASF telah mewabah di negara-negara seperti Tiongkok, Vietnam, Mongolia, Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Timor Leste.

Tingkat kematian babi sangat tinggi di negara-negara itu. “Kami mengharapkan peran aktif pemerintah mengingat ASF diduga sudah masuk Sumatra. Kami berharap ada isolasi setiap pulau untuk transportasi dan lalu lintas babi,” ujar Wakil Ketua HPBS, Budihartono Santoso, saat diwawancarai Solopos.com.

Isolasi diperlukan untuk mencegah penularan atau penyebaran virus ASF di seluruh wilayah. Jakarta sebagai wilayah dengan tingkat pemotongan babi paling besar diharapkan bisa tetap steril dari virus yang sangat mematikan itu.

Kisah Penjual Soto Yang Mendadak Buta Setelah Berobat ke RS Mata Solo

“Ketika babi dikirim ke Jakarta, di-loading, itu tempat timbangan atau kandangnya memungkinkan terjadi penularan di situ. Kami juga minta pemerintah mengawasi penjualan sisa catering pesawat dari Tiongkok, Vietnam, dan Filipina,” imbuh dia.

Menurut dia, virus ASF masih bisa bertahan pada daging babi olahan yang tidak dimasak hingga benar-benar mendidih. Penuturan senada disampaikan Levin, seorang peternak babi asal Kartasura, Sukoharjo, saat diwawancarai Solopos.com.

Dia mengaku sangat khawatir virus ASF akan masuk ke Pulau Jawa, terutama kawasan Soloraya. Menurut informasi yang dia dengar, virus ASF sudah sampai di Sumatra sehingga menyebabkan ribuan babi di wilayah itu mati.

Bosan Jadi Tertuduh, Warga Minta Viaduk Gilingan Solo Segera Direnovasi

“Virus ini menular dari babi ke babi, tidak menulari manusia. Harapan kami ada tindakan nyata untuk mencegah serangan virus ini. Babi yang terinfeksi virus ini pasti mati karena belum ada obatnya. Itu yang membuat para peternak panik,” ungkap dia.

Di sisi lain, I Wayan Wibawan menjelaskan virus ASF berbeda dengan flu burung. Virus ASF hanya menginfeksi babi dan tak menyerang manusia. Untuk mencegah serangan virus ASF dibutuhkan langkah riil semua pihak, termasuk para peternak.

Seperti dengan menerapkan sistem biosekuriti berupa isolasi ternak, pembatasan lalu lintas ternak, dan sistem sanitasi yang baik. “Jaga kebersihan ternak-ternak kita dengan rutin dimandikan dengan air mengalir di seluruh bagian babi itu,” kata dia.

Bila terjadi kematian babi dan terjadi pendarahan di organ-organ dalamnya, peternak harus melaporkan hal itu kepada para pemangku kebijakan. Pendarahan masif organ dalam bisa ditengarai sebagai gejala serangan virus itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya