SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN– Ketua Kelompok Tani-Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Delanggu, Atok Susanto mengatakan pihaknya kini menghentikan pengiriman beras organik ke beberapa perusahaan di Semarang, Jawa Tengah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Karena sejumlah petani yang berada di salah satu kawasan sentra beras di Klaten ini tak setuju beras organik milik mereka dieskpor dalam bentuk bahan baku makanan olahan.

“Ketika kami ke Semarang beberapa waktu lalu, sempat melihat berbagai macam kemasan yang digunakan sebagai tempat bahan baku makanan olahan beras organik. Ternyata barang-barang itu akan diekspor, akhirnya kami memilih menghentikan suplai beras itu,” papar dia ketika ditemui wartawan di Delanggu, akhir pekan kemarin.

Dia menjelaskan penghentian ekspor beras itu juga dilandasi rasa nasionalisme. Mereka berfikir tak rela beras hasil tanaman padi mereka yang dinilai berkualitas tinggi diekspor untuk orang asing, sementara rakyat Indonesia diberi beras impor yang kualitasnya dinilai amat rendah dan bahkan bisa membahayakan jiwa.

Sebab, ujar dia, pihaknya pernah memergoki beras impor yang diberi bahan pengawet. Sehingga kendati beras itu berusia kira-kira satu tahun, secara fisik masih terlihat relatif bagus tak dimakan ulat. Namun hal itu dinilai justru bisa berdampak buruk jika dikonsumsi. “Kalau serangga saja sudah tidak mau makan beras semacam ini, tentu kita harus mewaspadainya. Jangan-jangan kalau dikonsumsi orang dalam jumlah tertentu akan mengganggu kesehatan?” kata Atok.

Berdasar catatannya sebelumnya pengiriman beras organik ke Semarang mencapai 2,5 ton per pekan. Namun kira-kira sudah sebulan ini pihaknya menghentikan pengiriman ke sejumlah perusahaan di Semarang tersebut.

Sebenarnya, papar dia, sejumlah perusahaan tersebut telah meminta pihaknya mengirimkan lagi beras organik. Sebab ada beberapa Negara seperti Australia dan New Zealand telah meminta pasok dalam jumlah cukup sifnifikan. Tetapi, kata Atok, jika beras organik asal Delanggu tersebut masih diekspor pihaknya tetap menolak memenuhi permintaan itu. Pihaknya mengaku lebih memilih menjual beras itu untuk konsumsi dalam negri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya