SOLOPOS.COM - Coaching clinic, meet and greet, dan pentas musik bareng Gugus Blues Shelter (GBS) di Double Decker Casual Dinning Solo Baru, Minggu (11/6/2016). Agenda ini sebagai serangkaian acara promo tur album baru mereka Hitam Membiru. (Istimewa)

Kelompok musik Gugun Blues Shelter mendekatkan dengan penggemar dengan cara menggelar coaching musik.

Solopos.com, SOLO– Ratusan peserta dari kawasan Soloraya memeriahkan coaching clinic, meet and greet, dan pentas musik bareng Gugus Blues Shelter (GBS) di Double Decker Casual Dinning Solo Baru, Minggu (11/6/2017). Ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya mereka melakukan agenda serupa dalam serangkaian tur album Hitam Membiru di Kota Malang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak sekadar menyanyi, formasi baru band yang digawangi Gugun (gitar dan vokal), Bowie (drum), dan Fajar (bas) mengusung cara baru mendekatkan diri dengan penggemar melalui coaching clinic yang meliputi diskusi dan sharing soal pengalaman bermusik hingga bisa bertahan sampai sekarang.

“Coaching ini lebih ke sharing pengalaman bermusik. Tadinya kita pengin sharing soal teknik main musik cuman waktunya terbatas banget. Enggak memungkinkan. Kita ngomongin gitar aja bisa lebih dari satu jam,” kata Gugun saat berbincang dengan Solopos.com seusai acara di Fave Hotel, Minggu malam.

Cara baru mempromosikan album baru GBS ini mereka pilih agar Hitam Membiru semakin dikenal masyarakat luas. Sesuai dengan misi mereka tahun ini yang ingin go – local. Dalam album ini ada 11 lagu yang semuanya merupakan karya berbahasa Indonesia.

Berbeda dengan garapan lama mereka rata-rata didominasi lagu-lagu berbahasa Inggris. Hanya satu lagu Hitam Membiru yang merupakan karya baru. Sepuluh lagu lainnya merupakan karya populer mereka dari album lama yang direkam ulang selama empat hari di New York April 2016.

“Ini mengangkat cerita tentang masa lalu ya sudahlah dikubur saja. Sudah saatnya move on. Ya hanya satu ini lagu galaunya,” tambah Gugun.

Kesuksesan tur di Belanda pertengahan Juli lalu merupakan salah satu alasan Hitam Membiru diisi lagu berbahasa Indonesia. Penikmat musik GBS Belanda dan Malaysia banyak yang meminta mereka memainkan lagu-lagu Bahasa Indonesia. Penasaran dengan respons penggemar Tanah Air dengan garapan berbahasa Indonesia, mereka pun merilis album ini.

“Pendengar GBS dari luar negeri yang bisa menikmati musik kami itu sudah biasa. Kali ini kami tertantang untuk bagaimana melihat respons penikmat GBS. Dalam lagu ini kembali lagi kita ke kuping melayu. Dengan karakter musik yang bisa lebih dinikmati dan gampang diterima,” kata Gugun.

Tak sendirian, serangkaian promo album ini juga didukung Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU), Kementerian Hukum dan HAM. Dalam bentuk promosi cara mendirikan perseroan terbatas (PT) melalui program AHU online. “Ini untuk kali pertama kami kerjasama dengan AHU. Program ini bagus untuk mewadahi anak muda kreatif bagaimana mereka membuat PT,” kata Bowie.

Bowie menambahkan coaching ini sekaligus sebagai cara mereka menyebarkan virus optimisme bagi para band indie yang menurutnya salah satu kunci kesuksesan mereka bertahan hingga sekarang adalah konsistensi berkarya.

Sejak berdiri pertama, GBS hampir setiap tahun merilis album baru seperti Get The Bug (2004), Turn It On (2007), Gugun Blues Shelter (2010), Satu Untuk Berbagi (2011), Soul Shaker (2013), dan High Life (2015).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya