SOLOPOS.COM - Dekan Fakultas Teknik UNS, Sholihin As’ad saat ditemui di kantornya, Kamis (22/9/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO —Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sholihin As’ad, menyoroti soal perbaikan Jembatan Mojo dan Jembatan Jurug yang dilakukan hampir bersamaan hingga menimbulkan kemacetan di tiga wilayah yakni wilayah Kecamatan Jaten, Karanganyar, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, dan Kecamatan Jebres, Solo.

Sholihin mengatakan pemeliharaan jembatan harus terus dilakukan, mengingat performa struktur bangunan berdasarkan waktu lama-lama akan mengalami penurunan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara dampak kemacetan hanya bagian dari penyesuaian. Selain perbaikan dia menyoroti perihal pemeliharaan Jembatan Mojo dan Jembatan Jurug yang harus dilakukan berkala.

Ekspedisi Mudik 2024

“Pemeliharaan harus selalu bisa dilakukan, dipantau per dua atau lima tahun, dievaluasi kalau hasilnya kurang harus diperbaiki. Kalau itu diperbaiki, itu ibaratnya kan menaikkan kinerja kembali. Akan ada harapan masyarakat terlayani lebih baik,” terangnya saat ditemui di kantornya, Kamis (22/9/2022).

Dia mengatakan biasanya jembatan memiliki umur layanannya, ada yang berumur 50 tahun, 75 tahun, dan ada yang 100 tahun. Tetapi sepanjang itu, terkadang ketidakdisiplinan pemeliharaan mempersingkat umur layanan.

Baca juga: Fakultas Teknik UNS Solo Siap Buka Kelas Internasional, Minat?

“Itu kan ada waktu pemeliharaan, ada pengamatan tahun berapa harus diamati itu kan terlapor kinerjanya. Begitu mendapat hal yang kurang bagus langsung bisa diperbaiki. Kalau sudah diganti ibaratnya kalau punya mobil itu mobil baru, otomatis lebih bagus,” ujarnya.

Disinggung perihal urgensi revitalisasi dua Jembatan Mojo dan Jembatan Jurug secara bersamaan, menurutnya relatif ketika berbicara mengenai berbahaya atau tidak jika tidak diperbaiki.

“Berbahaya atau tidak jika diperbaiki itu relatif tergantung beban yang melewati. Tentu engineer saat mempersiapkan [membangun jembatan] sudah dipersiapkan sedemikian rupa. Ketika proyek sudah berjalan kan pastinya ada evaluasi dari pengelola jalan dan jembatan,” ujarnya.

Jika proyek jembatan dapat tertangani dan bagus, menurutnya perihal struktur bisa terselesaikan. Secara psikologis orang yang akan melewati juga lebih nyaman.

Apresiasi Sosialisasi

Baca juga: 2 Jalan di Ngringo Jaten Karanganyar Ini Jadi Jalan Pintas ke Solo via Ringroad

Meski demikian dia tak menampik jika pengerjaan Jembatan Mojo maupun Jembatan Jurug bakal berdampak pada banyak pemakai. Namun menurutnya hal itu menjadi proses belajar.

Sholihin juga mengapresiasi sosialisasi pembangunan di Solo yang berjalan baik.

“Artinya di Solo sudah cukup bagus, ada informasi yang disampaikan ke masyarakat. Tetapi karena mungkin hari pertama, kedua dan ketiga orang masih pada kaget. Mudah-mudahan besok-besok sudah terkoreksi sehingga kemacetan yang kita lihat seperti kemarin sore tidak terlihat lagi,” terangnya.

Menurutnya sosialisasi perihal penutupan jembatan itu juga telah dilakukan secara masif. Hal itu juga seharusnya ditindaklanjuti dengan baik oleh masyarakat.

Mengingat, menurutnya orang yang terlibat dalam proyek perbaikan jembatan baik pemerintah, kontraktor, maupun konsultan, pasti sudah mempersiapkan  maksimal dengan banyak pertimbangan.

Baca juga: Mau ke Unsa Tanpa Mengantre di Jembatan Jurug, Ini Jalan Tikusnya

“Tetapi bagaimana informasi disampaikan masyarakat dan diterima. Dulu waktu pembangunan flyover saya pikir dulu sempat dibuat simulasi dan macet dimana-mana. Kemudian dibangun dan sudah berjalan beberapa waktu, akhirnya terbiasa dan terbentuk juga polanya,” kata Solihin.

Hanya, dia menambahkan dalam proses simulasi terkadang ada kesalahan sehingga muncul alternatif lain. Karena terkadang simulasi di atas kertas tidak selalu bisa diterapkan di lapangan.

“Saya berharap kontraktor yang terlibat dan bertanggungjawab atas pekerjaan itu tentu harus melakukan evaluasi supaya proses lalu lintas juga berjalan bagus, pekerjaan berjalan lancar. Terus berkoordinasi dan masyarakat bisa menaati saya rasa akan lancar. Saya optimis bisa jalan,” terang Solihin.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan Sukoharjo, Agus Eko Budiyono saat dimintai konfirmasi mengatakan terkait perbaikan Jembatan Mojo maupun Jembatan Jurug yang dilakukan hampir bersamaan, menurutnya bukan ranah Dishub Sukoharjo.

Baca juga: Jembatan Jurug B Mulai Ditutup, Jembatan A Masih Bisa Dilewati Motor

“Itu kebijakan Pemkot [Solo] Sukoharjo hanya menerima imbasnya [tidak membuat kebijakan]. Ada rapat beberapa kali dari pihak Dishub Sukoharjo dan Solo juga DPUPR. Memang sudah ada perencanaan sehingga ada rekayasa jalan itu juga,” terang Agus saat ditemui di kantornya, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya