SOLOPOS.COM - Staf medis memindahkan pasien ke Rumah Sakit Jinyintan --lokasi di mana pasien terjangkit virus corona dirawat-- di Wuhan, Provinsi Hubei, China. (Reuters-Stringer)

Solopos.com, JAKARTA - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam meminta pemerintah untuk segera melokalisir Jakarta sebagai episentrum penyebaran virus corona di Indonesia. Arif Fahrial menggambarkan kondisi Jakarta yang dinilai mirip Wuhan, Provinsi Hubei, sebagai pusat penyebaran virus corona di China.

227 Pasien Positif Corona, Ikatan Dokter Anak: Peningkatannya Luar Biasa

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jakarta menjadi daerah paling banyak terdapat pasien positif Corona. Masifnya persebaran virus corona di Jakarta, dan tidak jelasnya cluster penularan dinilai mirip dengan kondisi Wuhan, Provinsi Hubei, China. Oleh sebab itu, Jakarta musti dikarantina wilayah atau lockdown untuk memutus mata rantai Covid-19.

Dilansir Bisnis.com, Ari Fahrial Syam menyebut saat ini harus ada ketegasan pemerintah untuk melokalisir Jakarta. Pasalnya, Jakarta cukup rawan mengekspor virus corona ke luar kota apabila tidak dikarantina wilayahnya. Dia mencontohkan kasus salah satu dosen di universitas di Yogyakarta (suspect Corona) dan pasien yang positif corona di Solo usai perjalanan dari Jakarta.

Ribuan Orang Ijtima Dunia 2020 Saat Wabah Corona, Polisi Enggan Bubarkan

“Jakarta ini sudah kayak Wuhan. Jakarta harus lockdown total, karena sumber di sini,” tegasnya.

Corona di Wuhan dan Jakarta

Namun, tuturnya, karantina wilayah harus diperhitungkan secara matang. Mulai pembatasan pergerakan transportasi, kebutuhan pangan, dan lainnya. Menurutnya, pemerintah daerah dan pusat harus singkron dalam melakukan karantina wilayah.

Sementara itu, opsi karantina wilayah menjadi salah satu rekomendasi untuk dilakukan di Jakarta dan Jawa Barat karena menjadi salah satu pusat persebaran virus corona.

Batik Khas Desa Jarum Klaten Ceritakan Kisah Sunan Pandanaran

Rekomendasi tersebut tertuang dalam surat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia dengan judul Rekomendasi Strategi Penanganan COVID-19 di Indonesia yang dilakukan pada Senin, 16 Maret 2020.

Tertera dalam rapat tersebut ada 18 ahli kesehatan beserta perwakilan dari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19. Surat tersebut diteken oleh Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Andi Taufan Garuda Putra.

Rencana Lockdown

Rapat itu melakukan pembahasan mengenai strategi mengatasi wabah Covid-19 dengan menitikberatkan pada isu ketersediaan layanan dan kesiapan tenaga kesehatan, upaya pengendalian penyebaran dan mitigasi dampak, beserta komunikasi publik untuk menjaga stabilitas dan dampak sosial. Terdapat tujuh rekomendasi dalam surat tersebut.

Ratusan Buruh Karanganyar Demo Tuntut Tolak RUU Omnibus Law

Salah satunya adalah pembatasan sosial berupa lockdown dengan modifikasi atau aturan yang diperjelas dan tegas di daerah prioritas, seperti DKI Jakarta.

“Ssaat ini para ahli sepakat bahwa pembatasan sosial berupa lockdown dengan modifikasi atau aturan yang diperjelas, dapat memperlambat penyebaran dan menurunkan kematian akibat Covid-19,” demikian tulis rekomendasi tersebut.

Oleh sebab itu dibutuhkan alur atau mekanisme yang jelas terkait dengan sistem pembatasan sosial sesuai dengan kondisi negara atau daerah.

“Pembatasan sosial yang lebih agresif seperti lockdown dapat diberlakukan di wilayah dengan kasus Covid-19 dan menjadi episenter, seperti Jakarta atau Jawa Barat.”

Perempuan Positif Corona yang Meninggal Dunia Asal Jatipurno Wonogiri

Ari Fahrial Syam membenarkan adanya rapat tersebut. “Iya benar. Rekomendasinya Jakarta lockdown karena menjadi episenter Covid-19,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya