SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno memusnahkan beberapa ponsel yang diselundupkan kepada napi di LP Kelas II A Sragen, Jumat (31/3/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno mengaku didatangi sejumlah orang yang menawarinya bantuan dana hingga seratusan miliar rupiah untuk mendukungnya maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sragen 2020.

Tawaran bantuan dana terkait Pilkada Sragen itu disampaikan ke Dedy lewat tokoh-tokoh lokal dan dengan cara-cara menggiurkan dan nilai dana fantastis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dedy yang juga politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sragen itu mengungkapkan hal itu saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Senin (7/9/2020) lalu.

4 Tips Penting Sebelum Memilih Homeschooling untuk Anak

Dedy mengatakan mereka yang datang itu tidak menyebut nama secara jelas. Dedy menilai orang-orang itu motifnya hanya untuk mengeruk keuntungan di balik kepentingan pemenangan dalam pilkada.

Seperti halnya di Pilkada 2015, Dedy menyebut pada Pilkada 2020 pun banyak orang yang mengaku bisa membantu, mengupayakan dana besar dengan bantuan sponsor kepada calon-calon yang akan maju di pilkada.

“Saya yakin tidak ada yang benar-benar membantu sebagai sponsor. Ada yang datang ke saya dan meyakinkan. Sejak awal saya tidak percaya," ungkap dia.

"Kalaupun benar memberi bantuan dana pasti ada kepentingan tertentu yang menyebabkan kepala daerah tidak independen dalam pengambilan kebijakan karena tergantung pada sponsor itu,” tambah Dedy.

Pasangan Emas Olimpiade Bicara di Diskusi Haornas Solopos

Dedy menyatakan pernah mendapat pengakuan seorang calon kepala daerah yang menjadi korban atas tawaran itu dengan kerugian sampai Rp250 juta pada Pilkada 2015.

Lebih lanjut, Dedy menerangkan pernah didatangi orang yang mengaku siap menjadi calon bupati dan siap membiayai seluruhnya.

Setelah ditelusuri, Dedy menemukan ternyata sumbernya dari sponsor tidak jelas.

Didatangi Tokoh-Tokoh Lokal

Di lain waktu, ungkap Dedy, dirinya  juga didatangi tokoh lokal yang memintanya maju di Pilkada 2020 dan tokoh itu siap mencarikan dana dengan nilai seratusan miliar rupiah.

“Lalu saya tanya bagaimana cara mendapatkan dana itu? Tokoh itu menjawab akan ditransfer ke rekening pribadi. Lalu saya jawab lagi, saya ini pejabat negara yang rekeningnya diawasi PPATK dan KPK [Komisi Pemberantasan Korupsi] karena setiap tahun harus laporan harta kekayaan ke KPK. Mereka kaget. Ternyata hal-hal seperti itu tidak diketahuinya dan hal ini menunjukkan kalau sponsor itu abal-abal,” ujarnya

T-Rex, Raja Dinosaurus Tapi Tak Sekuat di Film Jurassic Park

Di waktu yang lain, Dedy didatangi orang lagi yang menawarkan bantuan dana sampai Rp80 miliar dengan syarat biaya pajak dan notaris ditanggung sendiri.

Lalu, Dedy mencoba memancing pertanyaan, bagaimana kalau notaris itu disediakan Dedy sendiri karena banyak kenalan. Hal itu juga membuat sponsor tadi bingung dan akhirnya menyanggupi.

Dia menjelaskan dana itu katanya mau ditrasfer dari luar negeri. Namun, Dedy bertanya lagi pajak apa yang timbul akibat mutasi rekening dari luar negeri ke rekening orang?

“Lagi-lagi hal itu tidak bisa dijawab mereka. Ini menjadi indikasi kuat kalau tawaran dana itu hanya main-main yang ujungnya mengarah ke penipuan," beber Dedy.

Dia menambahkan ada yang juga memberi cek senilai Rp135 miliar.

"Saya cek ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia ternyata ada aturan maksimal cek itu hanya Rp500 juta. Lagi-lagi ini juga indikasi lain yang mengarah pada penipuan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya