SOLOPOS.COM - Sunarto atau Narto Pelo. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Tokoh lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang juga dikenal sebagai ujung tombak sejumlah aksi demo besar yang terjadi di Bumi Sukowati dalam dua dekade terakhir berpulang, Kamis (8/7/2021).

Dia adalah Sunarto yang lebih akrab disapa Narto Pelo, 70. Bagi warga Sragen, nama Narto Pelo sudah tidak asing. Namanya kerap menghiasi panasnya suhu perpolitikan di Bumi Sukowati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bersama LSM Dewan Reformasi Rakyat Sragen (Derras), Narto Pelo pernah memimpin demo besar-besaran untuk menyegel Kantor DPRD Sragen sebagai buntut tidak segera dilantiknya Untung Wiyono sebagai Bupati Sragen periode 2001-2006.

Baca juga: Sejarah Kelam Pabrik Gula di Jawa, 256 Buruh Tewas karena Kecelakaan Kerja

Ekspedisi Mudik 2024

Bersama LSM Komunitas Peduli dan Pemerhati Sragen (Komppas), Narto Pelo pernah menggeruduk Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sragen sebagai imbas ditetapkannya mantan Bupati Agus Fatchur Rahman sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Kas Daerah (Kasda) Sragen 2003-2011.

Narto Pelo mendesak Kejari Sragen tidak tebang pilih karena menurutnya ada sejumlah pihak yang turut menikmati kasda namun luput dari jeratan pidana.

Kali terakhir, Narto Pelo bersama LSM Dewan Rakyat Jelata (Drajat) Sragen menolak masuknya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ke Bumi Sukowati. Penolakan itu disampaikan dalam aksi damai yang digelar LSM Drajat di Taman Kridoanggo Sragen dan Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen, pada September 2020.

Baca juga: Tangen Tumbuh Jadi Kota Utama Ketiga di Kabupaten Sragen

Dalam aksinya, Narto Pelo mengemukakan kehadiran KAMI telah mengundang polemik atau pro dan kontra di tingkat nasional. Kecenderungan yang terjadi, kata dia, KAMI tak hanya berdiri di tingkat pusat, tetapi juga tiap daerah. Di sejumlah daerah telah ada kelompok yang mendeklarasikan berdirinya KAMI.

“Saya pernah berjuang bersama almarhum di LSM Derras. Namun pada 2001, saya memilih pisah gerbong dengan bergabung LSM lain. Almarhum dikenal kuat pendiriannya. Saat memperjuangkan keadilan, selalu dibarengi aksi demo. Dia sosok yang tidak mau diintervensi oleh siapapun. Dia termasuk sosok yang pemberani,” ujar Sri Wahono, salah satu sahabat Narto Pelo kepada Solopos.com.

Paguyuban Seni

Setelah tidak berkecimpung di dunia politik, Narto Pelo menekuni dunia seni. Dia mendirikan paguyuban seni ketoprak dan pernah pentas di Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen.

Baca juga: Curhat PKL Sragen Baru 3 Jam Buka Lapak Diminta Kukut Satpol PP

Narto Pelo meninggal dunia karena sakit. Almarhum dikenal punya riwayat penyakit diabetes. Narto Pelo dimakamkan di permakaman umum Dukuh Murong, Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen.

Pemakaman digelar seperti biasa karena yang bersangkutan tidak positif Covid-19. “Semoga Mas Narto Khusnulkhotimah, tenang damai di sana,” doa Sri Wahono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya