SOLOPOS.COM - Vlog terbaru Deddy Corbuzier. (Istimewa/Youtube)

Deddy Corbuzier mengomentari kegagalan Demian di AGT.

Solopos.com, SOLO – Kegagalan pesulap top Tanah Air, Demian Aditya, di ajang pencarian bakar internasional, America’s Got Talent (AGT) season 12, menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Meski banyak yang mendukung, tak sedikit pula yang memberikan cibiran kepadanya. Menurut mereka, aksi Demian di babak quarter final, Rabu (23/8/2017) sangat memalukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berbagai komentar sinis tentang Demian itu pun mendapat tanggapan dari seniornya, Deddy Corbuzier. Mantan pesulap kondang itu sangat kesal melihat perilaku netizen yang terkesan tidak menghargai kerja keras Demian. Tapi, ketika beberapa orang Malaysia mengklaim Demian adalah saudara mereka, barulah netizen Indonesia marah.

“Demian yang gagal di America’s Got Talent, menurut saya kasih aja ke Malaysia. Kenapa kita enggak kasih? Kita itu udah enggak butuh yang namanya Demian. Buang ke Malaysia,” kata Deddy dalam vlog terbaru yang diunggah Sabtu (26/8/2017).

Pernyataan Deddy memang terdengar kontroversial. Namun, ia pun menjelaskan alasan di balik pernyataan kontroversial itu. Menurut Deddy, sudah banyak orang yang mengkalim Demian sebagai warga Malaysia.

“Jadi kebetulan orang Malaysia ini sudah mengklaim Demian. Pada saat dia main dulu banyak sekali orang mengklaim Demian itu asalnya dari Malaysia. Dia adalah orang Malaysia dan mau diklaim. Tapi, Anda enggak ngasih,” sambung Deddy sambil memperlihatkan beberapa kicauan netizen Malaysia yang mengklaim Demian.

Lalu ribut setelah itu. No Demian adalah orang Indonesia. Bukan orang Malaysia. Mengakui orang-orang yang dari Indonesia. Kebudayaan kita mau diambil. Banyak sekali komentar yang ribut. Kita kasih aja Demian ke Malaysia. Toh kemarin mainnya gagal. Indonesia tidak butuh orang seperti itu,” tegas Deddy.

Deddu kemudian menunjukkan fakta jika Indonesia memang tak membutuhkan Demian. Sebab, saat aksinya di AGT gagal, banyak netizen yang memberi komentar miring kepadanya. Mereka menilai aksi Demian seperti lelucon yang membosankan. Kendati demikian, ada beberapa komentar dari bule yang menyanjung Demian. Mereka mengaku sangat mengagumi permainan Demian yang sangat luar biasa.

“Kok malah bule yang bangga sama dia. Kalau 70 persen mengatakan dia [Demian] jelek dan melontarkan kata-kata kasar, artinya Indonesia tidak lagi butuh dia. Kenapa ketika Malaysia mau mengambil dia kita semua ribut, marah. Padahal, kita tidak pernah menghargai apa yang diklaim sama mereka,” ungkap Deddy.

Pria berkepala plontos itu tak habis pikir mengapa orang Indonesia mudah sekali terpancing emosi dengan hal sepele seperti itu. Deddy lentas membahas insiden bendera Indonesia terbalik pada buku panduan SEA Games 2017 dan dugaan kecurangan yang dilakukan tim Malaysia. “Kita marah pada saat bendera kita terbalik. Kita marah saat mereka [Malaysia] curang. Kita wajar patu untuk marah, tapi ada hal yang harus kita pikirkan. Tapi apakah kita sudah menghargai budaya dan karya anak bangsa kita sendiri?” tanya Deddy.

“Batik diklaim Malaysia kita marah. Pertanyaannya, berapa banyak baju batik yang Anda punya di rumah. Berapa kali Anda memakai batik dalam sepekan? Itu pun dipaksa. Lalu kalau Anda tidak menghargai kenapa marah kalau diklaim. Lagu Rasa Sayange diklaim Anda marah. Padahal yang trending malah Eta Terangkanlah. Berapa banyak anak yang tahu lagu Rasa Sayange?” sambung dia.

Lebih lanjut, Deddy mengungkapkan keprihatinan atas kesenian wayang kulit yang mulai punah. Saat ini, sangat sedikit sekali generasi muda yang tahu kesenian khas Indonesia itu. Tapi, warga Indonesia marah saat Malaysia mengklaim kesenian itu.

Pada bagian akhir video itu, Deddy mengungkapkan pendapatnya tentang dugaan kecurangan yang dilakukan Malaysia kepada Indonesia di SEA Games 2017. Menurutnya, hal itu dilakukan lantaran Malaysia tidak bisa menang dari Indonesia.

“Kelihatannya mereka curang, kelihatannya mereka sengaja. Tapi, ada satu alasan kenapa mereka curang dan sengaja. Karena mereka tahu tidak bisa menang dari kita. Artinya kalau mereka melakukan hal itu karena mereka tidak bisa lebih dari kita kalau tidak curang. Ini adalah cara mereka menjatuhkan mental kita,” tegasnya.

Bagi Deddy, semua hal ini semestinya menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk lebih mencintai Indonesia. Bukan dengan memaki-maki, tapi dengan berkarya. “Bukan dengan memaki-maki, bukan dengan berperang, tapi dengan lebih mencintai negara kita. Saatnya kita buktikan bahwa Indonesia memiliki budaya dan manusia yang hebat. Saatnya kita belajar terlebih dulu menghargai budaya dan anak bangsa,” tutup dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya