SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Deddy Corbuzier mengomentari kasus bunuh diri mantan pacar Awkarin lewat vlog terbaru.

Solopos.com, SOLO – Belakangan ini, media masa didominasi oleh pemberitaan tentang bunuh diri. Mulai dari vokalis band rok Amerika Serikat, Chester Bennington, sampai mantan kekasih selebgram Karin Novilda alias Awkarin, Oka Mahendra Putra, dikabarkan mati bunuh diri. Berbagai pemberitaan itu membuat mantan ilusionis kondang, Deddy Corbuzier, prihatin.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Bukan karena kasus bunuh dirinya, Deddy prihatin dengan reaksi warganet yang menyalahkan pihak lain atas kematian orang tersebut. Seperti yang terjadi pada Awkarin dan rapper sensasional Samuel Alexander alias Young Lex. Keduanya disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian Oka Mahendra.

Ekspedisi Mudik 2024

Seperti dikabarkan beberapa pewarta online, penyebab kematian Oka Mahendra masih simpang siur, apakah dia sakit atau memang bunuh diri. Namun, sang ayah menegaskan anaknya meninggal akibat collapse by design. Deddy yang pernah belajar ilmu psikologi mengaku tak mengerti apa arti collapse by design.

Collapse by design. Saya enggak pernah tahu apa artinya collapse by design. Padahal saya orang psikologi. Saya juga enggak menyebut dia bunuh diri. Karena memang belum jelas apakah bunuh diri atau yang lain,” kata Deddy dalam vlog terbaru yang diunggah Rabu (26/7/2017).

Menurut Deddy, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang nekat bunuh diri. Mulai dari putus cinta, tekanan, atau hal lain yang membuat seseorang stres. “Ada seseorang bunuh diri karena cinta. Karena putus cinta, karena tekanan dari luar. Karena semua hal yang membuat orang ini stres. Lalu, setelah orang ini meninggal, kalau Anda lihat di Instagram-nya Awkarin dan Young Lex itu isinya mencaci maki,” sambung dia.

Selain karena cinta, terlilit hutang, depresi, atau kecanduan obat terlarang, genetika juga bisa menjadi penyebab bunuh diri. Meski terdengar aneh, namun hal ini benar adanya. “38-50 persen orang bunuh diri adalah karena genetika. Jadi, kalau ada keluarga di atas Anda yang pernah melakukan bunuh diri, itu kemungkinan 38 persen di bawahnya bisa bunuh diri juga,” terang Deddy.

Menurut Deddy, menyalahkan orang lain atas kematian seseorang adalah tindakan yang tidak tepat. Baginya, bunuh diri bukan jawaban atas suatu permasalahan saat seseorang sedang stres. “Bunuh diri itu bukan jawaban. Lalu, kalau ada seseorang bunuh diri karena suatu masalah, tidak bisa dikatakan yang salah itu yang membuat orang itu bunuh diri. Kalau Anda bunuh diri karena stres terlilit hutang, maka yang disalahkan orang yang ngutangin atau yang nagih? Tidak bisa begitu,” sambung dia.

Deddy menganggap bunuh diri adalah pilihan. Ketika ada orang bunuh diri, maka itu merupakan kesalahannya. Sehingga, orang-orang di sekitarnya tidak bisa menyalahkan siapapun atas kematiannya.

“Bunuh diri itu pilihan. Ketika Anda bunuh diri, itu adalah salah Anda sendiri, bukan orang lain. Sekali lagi, ketika seseorang bunuh diri, Anda tidak bisa menyalahkan siapapun. Saya enggak ada masalah sama Awkarin atau Young Lex. Tapi kalau Anda baca Instagram dia banyak yang menyalahkan dan bilang collapse by design, bullshit. Itu tanggung jawab dia sendiri, bukan tanggung jawab orang lain,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya