SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang (Espos)–Debit air Bendung Senjoyo di Desa Tegalwaton, Tengaran, Kabupaten Semarang, yang menjadi sumber irigasi ribuan hektare areal persawahan petani di sejumlah kecamatan di wilayah setempat, menyusut hingga lebih dari 65%.

Kepala Kantor Sumber Daya Alam (SDA) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Tengaran, Dalwandi, ditemui Espos di ruang kerjanya, Kamis (20/8), menyebutkan debit air Bendung Senjoyo pada bulan Agustus ini hanya 390 liter/detik. Padahal pada saat puncak musim penghujan, ujarnya, debitnya mencapai hampir tiga kali lipatnya, yaitu 1.168 liter/detik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia memaparkan kondisi itu berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan air irigasi petani di empat kecamatan di Kabupaten Semarang, masing-masing Suruh, Tengaran, Susukan, dan Pabelan, serta Tingkir di Kota Salatiga, secara memadai.

Kantor SDA dan ESDM Wilayah Tengaran juga memperkirakan, penyusutan masih akan terjadi karena hingga Agustus ini masih belum ada hujan.

“Pada bulan Februari lalu ketika curah hujan sedang tinggi-tingginya, debit Bendung Senjoyo  tercatat sebesar 1.168 liter/detik. Tetapi sekarang menyusut drastis dan hanya tinggal sepertiganya saja,” ungkapnya  dalam kesempatan itu.

Menurut Dalwandi, selain kerusakan lingkungan di daerah-daerah resapan air di lereng Gunung Merbabu, penyusutan debit air Bendung Senjoyo diperparah pula oleh semakin maraknya pembuatan sumur artetis guna pemenuhan kebutuhan industri.

try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya