SOLOPOS.COM - Moderator Putri Ayuningtyas (tengah) memandu jalannya debat publik penajaman visi misi cabu-cawabup yang digelar KPU Sragen di Gedung SMS Sragen, Kamis (19/11/2020). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Debat publik calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) Pilkada Sragen digelar KPU Sragen dengan penuh keterbatasan. Jumlah warga yang bisa masuk ke Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen yang jadi lokasi debat, Kamis (19/11/2020) pukul 09.00 WIB-11.00 WIB dibatasi dengan pertimbangan pencegahan Covid-19.

Bahkan tidak semua wartawan boleh masuk gedung. Debat publik itu hanya bisa diakses masyarakat lewat tayangan televisi, radio, Youtube, Facebook, dan Instagram. Hingga pukul 12.00 WIB, jumlah netizen yang melihat tayangan di Youtube hanya sebanyak 629 orang penonton dengan 37 netizen yang memberi acungan jempol. Jumlah ini tidak ada 1% dari jumlah pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang sebanyak 745.665 orang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hadirkan 5 Panelis, Ini Harapan KPU Sragen terkait Debat Pendalaman Visi Misi Paslon

Sementara tayangan di Facebook hanya mendapatkan 33 jempol dan dibagikan sebanyak 12 kali hingga pukul 12.00 WIB. Sementara itu di Instagram KPU Sragen (@KPU_Sragen) tidak ditemukan video debat publik tersebut.

Tidak Semua Bisa Mengakses

Salah seorang panelis debat yang juga pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, mengatakan debat publik ini menjadi media komprehensif bagi masyarakat untuk mengetahui gagasan calon secara utuh.

“Informasi di debat ini diharapkan bisa mempengaruhi pemilih untuk menentukan pilihan. Kalau partisipasi pemilih berbeda-beda itu lain. Yang jelas berapa yang akses debat publik ini juga jadi masalah. Teknologi informasi tidak semua bisa mengakses. Mestinya media massa bisa masuk semua karena namanya debat publik,” ujarnya.

Debat Pilkada Sragen : Yuni-Suroto akan Bangun SD Unggulan di Setiap Kecamatan

Terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno, mengaku mengikuti jalannya debat publik itu lewat Youtube sejak pukul 09.00 WIB. Suratno tidak bisa mengikuti segmen keempat dan kelima karena tahu-tahu tayangannya berubah seperti tayangan awal yang hanya gambar kursi dan orang mondar-mandir. Dia kecewa tidak bisa mengikuti segmen keempat karena merupakan segmen pertanyaan dari masyarakat.

“Saya pikir debat ini tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilih, khususnya kaum petani. Waktunya di saat jam-jam petani sibuk di sawah, kecuali saat malam hari dengan tayang di televisi nasional. Yang menonton kecil. Saya lihat sosialisasi juga kurang masif. Saya sendiri tahunya baru dua hari lalu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya