Solopos.com, JAKARTA — Pasangan Jokowi-JK memulai debat capres di Balai Sarbini Jakarta, Senin (9/6/2014), dengan banyak berbicara secara teknis. Sementara itu, pasangan Prabowo-Hatta lebih banyak berbicara secara normatif tentang pembangunan demokrasi dan penegakan hukum.
Host debat capres, Zainal Arifin Mochtar, memberikan kedua pasangan capres-cawapres pertanyaan tentang hal penting apa yang diutamakan oleh kedua kubu. Prabowo-Hatta yang mendapat giliran pertama memberikan pernyataan tentang pembangunan demokrasi dan penegakan hukum.
Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya
“Demokrasi adalah hal yang harus diperbaiki, pertahankan dan kembangkan terus. Karena demokrasi adalah cita-cita pendiri bangsa. Demokrasi yang kita miliki memerlukan budaya, butuh pendidikan politik,” kata Prabowo.
Sementara itu, Hatta Rajasa melanjutkan dengan janji akan memperlakukan rakyat setara di depan hukum. “Kepastian hukum juga harus memberikan keamanan untuk rakyat, tanpa diskriminasi. Pemerintahan Prabowo-Hatta berjanji bahwa hukum akan memperlakukan rakyat dengan setara,” katanya.
Giliran kedua, Jokowi berbicara tentang bagaimana cara membuka komunikasi dengan rakyat. Tak lupa, Jokowi menunjukkan keberhasilannya dalam revitalisasi Pasar Tanah Abang dan Waduk Pluit. “Kenapa setiap hari saya datang ke kampung, bantaran sungai, petani, karena kami ingin dengar suara rakyat. Dengan cara dialog, untuk musyawarah, penyelesaikan waduk pluit, tanah abang, masalah akan dapat dicari penyelesaiannya,” katanya.
Jusuf Kalla juga menyebutkan hal konkret tentang apa yang dilakukan untuk penegakan hukum. “Penegak hukum harus diperkuat disiplinnya dan diperkuat anggarannya, harus sinkron,” katanya.