SOLOPOS.COM - Prabowo Subianto dan Joko Widodo saat Debat Capres (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SOLO – Debat capres 2014, debat antara Prabowo vs Jokowi kembali jadi sorotan dunia, Minggu (16/6/2014) malam. Pemaparan visi ekonomi kedua capres dinilai wajar mengarah pada platform ekonomi kelas menengah ke bawah. Hal ini telah terjadi sejak Pilpres 2009 silam. Catatan khusus dialamatkan pada pemaparan Jokowi soal investasi.

Reuters, Senin (16/6/2014), menulis analisis debat capres 2014 yang digelar sehari sebelumnya. Dalam catatannya Reuters menyebut misi pengendalian investor asing ala Jokowi dinilai konkret namun membahayakan. Apalagi hal itu dikemukakan secara terbuka.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Dalam paparannya Jokowi menyatakan akan membuat regulasi untuk membuat investor asing lebih sulit menanam modal di Indonesia. Capres nomer urut dua ini menyatakan hal ini sudah jamak dilakukan di negara-negara lain.

Ekspedisi Mudik 2024

Paparan Jokowi menurut analis akan membuat investor asing khawatir berinvestasi. Di pihak yang berseberangan, Prabowo mengusung strategi serupa Jokowi namun dengan penjelasan yang lebih abstrak.

“Ada retorika nasionalis, itu adalah fitur yang telah ditawarkan dalam dua pemilu terakhir jadi ini bukan hal yang mengejutkan. Dalam konteks pemilu, kandidat akan mencoba menghindari kesan akan menjual aset dalam negeri ke pihak asing. Dan kedua kandidat ini ingin menegaskan hal itu,” kata analis politik Reformasi Weekly, Paul Rowland, Minggu (15/6/2014).

Paul menyoroti jawaban Jokowi soal kontrak dengan investor asing. Saat ditanya dengan kontrak yang tak menguntungkan Jokowi menyebut akan meninjau ulang. Untuk kontrak dengan klausul yang memungkinkan untuk re-negosiasi maka akan dilakukan hal demikian untuk hasil yang lebih menguntungkan.

Langkah Bijak

Hal ini disebut Paul sebagai langkah yang bijak alih-alih menjawab dengan frontal akan memutus investasi yang tidak menguntungkan. “Dia [Jokowi] menyebut ‘kontrak adalah kontrak’ dan bahwa kontrak yang telah ditandatangani perlu dihormati. Hal ini cukup menghibur untuk para investor,” katanya.

Meski lebih fokus pada jawaban Jokowi, Paul tetap mengkritik capres yang diusung PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI itu kurang tajam memberi pertanyaan. Hal ini berbeda dengan ketika Jusuf Kalla mendampinginya.

“Jokowi terbantu dengan Kalla [JK] pada debat pertama. Dia [JK] menanyakan hal yang fundamental dan terbukti cukup baik memancing suasana,” tulisnya.

Analisis ini tentu berbeda dengan pertemuan pertama capres di panggung debat. Di debat yang digelar Senin (9/6/2014) media asing lebih menyoroti jawaban Prabowo soal HAM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya