SOLOPOS.COM - Dokumentasi

Dokumentasi

–Acara Debat Kandidat Putaran Kedua Pilkada DKI, Jumat (14/9/2012), yang dibatasi waktu membuat para petarung kadang diuntungkan dan kadang dirugikan bel.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Itu pula yang dialami Foke. Jika saat membahas tema kemiskinan Foke mendapat berkah saved by the bell, maka saat membicarakan tema keamanan Jakarta ia malah terganjal bel.

Kejadian ini bermula dari kritik Jokowi atas pernyataan bahwa di Jakarta tidak ada konflik. Menurut Jokowi, kejadian di Ampera, kasus Mbah Priok, tawuran anak sekolah, justru menunjukkan bahwa konflik di Jakarta memang ada.

Belum lagi Foke memberi tanggapan, bel sudah memberi isyarat agar perdebatan di antara mereka beralih ke tema lain.

Beruntung pada sesi selanjutnya, Foke tidak disemprit moderator saat menjelaskan bahwa yang ia maksud sebagai tidak ada konflik adalah bahwa tidak ada konflik yang membuat sistem di Jakarta tidak berjalan.

Panelis yang hadir menambahi bahwa seringkali masalah yang harus dihadapi pemerintah provinsi DKI Jakarta beririsan dengan masalah pemerintah pusat, sehingga pemprov DKI mengalami kesulitan.

“Kasus Mbah Priok itu adalah kepentingan yang lebih besar,” ujar Foke menimbrung.

Namun, Jokowi mengejar pernyataan itu, “maka masalahnya adalah komunikasi.”

Menurut Foke harus ada pembicaraan yang baik antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat.

Lebih jauh, Jokowi mengatakan bahwa ketika ada masalah seperti kasus Mbah Priok dan tawuran pelajar itu harus menjadi kewajiban pemerintah provinsi untuk mengatasinya.

“Teng…teng…” bel berbunyi, dan Foke pun tak bisa membalas pernyataan Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya