SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tokyo (Solopos.com)–Gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan sebagian wilayah Jepang diperkirakan menelan kerugian hingga US$ 100 miliar atau sekitar Rp 900 triliun. Angka itu mencapai 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang.

Estimasi itu dibuat oleh DBS Bank, seperti dilansir dari AFP, Selasa (15/3/2011). Proyeksi lebih besar sebelumnya disampaikan oleh Credit Suisse yang memperkirakan angka kerugian senilai US$ 171 miliar atau sekitar Rp 1.500 triliun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sejauh ini dampaknya (kerugian) diperkirakan mencapai US$ 100 miliar, yang setara dengan 2% poin dari PDB Jepang,” jelas David Carbon, managing director riset ekonomi dan mata uang DBS.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengakui, saat ini memang terlalu dini membuat angka kerugian akibat gempa dan tsunami Jepang. Namun secara angka atau nominal, kemungkinan tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan kerugian akibat gempa Kobe di 1995 silam senilai US$ 103 miliar.

Carbon menegaskan, secara persentase PDB kemungkinan tidak terlalu turun tajam mengingat PDB tidak memperhitungkan properti yang sudah dibangun.

“Kerugian ini memperkirakan properti yang sudah ada dan PDB tidak memperhitungkan properti itu… Jadi meski Anda melihat kerugian besar pada perekonomian, Anda tidak akan melihat penurunan PDB yang besar,” ujar Carbon.

Secara fakta, lanjut Carbon, PDB justru akan meningkat setelah terjadinya bencana alam seperti yang terjadi di Jepang itu. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pasca bencana.

Pemerintah Jepang minggu lalu memperkirakan dampak ekonomi dari gempa dan tsunami itu ‘cukup besar’. Bencana alam tersebut juga telah merusakkan fasilitas di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sehingga menimbulkan krisis nuklir.  Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan, krisis tersebut merupakan yang terburuk sejak perang dunia II.

Tiga bencana tersebut telah meluluhlantakkan bursa saham Jepang. Pada perdagangan hari ini, indeks Nikkei sempat merosot hingga 14% setelah kemarin juga anjlok hingga 7%. Namun pada penutupan perdagangan, indeks Nikkei tercatat turun 1.015,34 poin (10,55%) ke level 8.605,15.

Bank Sentral Jepang juga berupaya menstabilkan sistem perbankan selama 2 hari berturut-turut, dengan menawarkan cash US$ 98 miliar jika diperlukan. Bank of Japan (BoJ) juga melipatgandakan skema pembelian aset-aset. BoJ juga telah memompakan triliunan yen likuiditas ke pasar.

(dtc/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya