WONOGIRI — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri menilai angka kematian demam berdarah (DB) di Kabupaten Wonogiri tinggi. Pada awal tahun hingga pertengahan November, dua dari delapan penderita DB di Wonogiri meninggal dunia.
Penderita DB yang meninggal kali pertama berasal dari wilayah Kecamatan Pracimantoro. Sedangkan penderita kedua, seorang warga Desa Ngrompak di Kecamatan Jatisrono meninggal pada Jumat (16/11/2012).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Penderita DB di Kecamatan Jatisrono tersebut sudah berumur 42 tahun. Dia meninggal karena terlambat dibawa ke tempat pelayanan kesehatan. Hari ini (Selasa), kami telah melakukan fogging [pengasapan] di lokasi itu,” kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Supriyo Heriyanto, saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (20/11/2012).
Menurutnya, adanya dua penderita yang meninggal itu menjadikan angka kematian penderita DB di Wonogiri tinggi. Sebab, dalam target Millennium Development Goals (MDGs) untuk kesejahteraan rakyat pada 2015, seharusnya tidak ada kematian dalam kasus DB.
Bahkan, pada 2011 ada 11 kasus DB tetapi tidak ada penderita yang meninggal dunia. Sedangkan pada 2010 ada 354 kasus dan hanya dua penderita yang meninggal dunia. Ia menyatakan ada lima kecamatan yang menjadi perhatian DKK. Yakni Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Jatisrono, Baturetno dan Pracimantoro. Menurutnya, di lima kecamatan itu selalu ada penderita DB setiap tahunnya.
Terkait antisipasi penyebaran DB, pihaknya telah menyampaikan ke seluruh puskesmas untuk menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Juga jangan ada keterlambatan membawa penderita ke tempat pelayanan kesehatan.
“Saat ini merupakan peralihan musim. Populasi nyamuk mulai meningkat karena hujan dan panas yang tidak menentu,” ujarnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
