SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

BANTUL—Wabah Demam Berdarah (DB) dan Chikungunya meningkat drastis di Dusun Joho, Paduhuhan Joho, Jambidan, Banguntapan. Khusus untuk Dusun Joho yang terdiri dari tiga RT sudah belasan orang terkena. Namun masyarakat menilai belum ada langkah konkret yang dilakukan pemerintah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah seorang warga yang anaknya terkena DB dan saat ini masih di Rumah Sakit, Susah Prihatin mengungkapkan putrinya, Nurani terkena DB sekitar lima hari yang lalu. Setelah beberapa kali menjalani pemeriksaan dan dipastikan DB Nuraini pun di rawat inap di RS Rajawali Citra sejak Senin lalu. Sementara itu selain anaknya, banyak warga lain yang juga terkena DB. Ia mencatat sudah lebih dari lima orang tetangganya yang juga terkena DB.

“Banyak juga warga lain yang terkena DB itu lebih dari lima. Selain DB juga ada Chikungunya itu juga lebih dari delapan,” ucap dia ditemui di RS Rajawali Citra yang juga diamini beberapa warga lain yang sedang menjenguk, Rabu (27/3/2013).

Lebih lanjut, Prihatin dan beberapa warga tersebut juga menyatakan saat ini warga sebetulnya sudah resah dengan banyaknya warga yang terkena DB dan Chikungunya dalam waktu dekat ini. Terlebih Pemerintah dalam hal ini Dinas terkait belum memberikan perhatian kepada masyarakat. Disebutkannya belum ada penyuluhan maupun tindakan cepat dari Dinas terkait hal itu. Dokter maupun penyuluhan yang semula dijadwalkan akan datang pada rapat di dusun setempat batal datang.

“Kami berharap pemerintah lebih memperhatikan masyarakatnya, laporan-laporan ditindaklanjuti, jangan dibiarkan. Kami butuh penerangan harus bagaimana dengan ini, dimana bisa mendapatkan abate untuk mencegah, dan lain-lain, saat ini kami masih bingung,” tegas dia.

Meningkatnya jumlah penderita DB dan Chikungunya juga dibenarkan oleh warga yang juga merupakan kader Posyandu, Murtini. Penderita DB dan Chikungunya memang tercatat lebih dari sepuluh orang setidaknya dalam kurun waktu satu bulan ini dan terus meningkat akir-akir ini. Bahkan
anaknya dan dia pun juga terkena.

“Di sini sudah lama tidak terkena DB, ini ko padahal malah sudah tidak musim penghujan tapi malah
banyak, saya juga tidak tahu kenapa,” ungkap dia.

Murtini juga mengungkapkan kurangnya upaya yang dilakukan Pemerintah. Meskipun ia tidak menampik sudah ada upaya yang dilakukan pemerintah namun hal itu belum maksimal. Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dari Kecamatan maupun Kabupaten sangat minim.

PSN paling cepat menyentuh daerah tersebut dalam kurun waktu tiga bulan sekali, itupun tidak tentu. Padahal masyarakat yang kesadarannya masih rendah membutuhkan peran serta pemerintah  itu. Ia berharap setidaknya, PSN dapat dilakukan paling tidak satu bulan sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya