Haji
Senin, 28 November 2011 - 14:27 WIB

Daya tarik Museum Dua Masjid Suci di Mekkah

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SUMUR ZAMZAM --

SUMUR ZAMZAM -- Dua pengunjung berfoto dengan latar belakang pagar besi dengan kerekan timba yang dulu dipakai di sumur air zamzam. (virtualtourist.com)

Mekkah (Solopos.com) – Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau di Mekkah ternyata ada museum yang sangat menarik untuk dikunjungi, yaitu Museum Arsitektur Dua Masjid Suci. Di museum yang terletak di wilayah Umajud, Mekkah, arah kota Jeddah, jamaah bisa menyaksikan perjalanan sejarah perkembangan Islam, khususnya menyangkut Masjidil Haram serta Masjidil Nabawi di Madinah.
Advertisement

Namun ternyata untuk berkunjung ke museum ini ada prosedur yang agak ribet yang harus dijalani. Suatu saat sejumlah wartawan Indonesia datang ke museum itu dan saat tiba di depan gerbang diusir oleh petugas keamanan berseragam coklat. Beruntung ada petugas keamanan yang bisa sedikit bahasa Inggris dan menyatakan bahwa untuk masuk museum itu harus ada izin berupa surat dari semacam kementerian budaya setempat.

Keinginan pun terpaksa dipendam dan para wartawan minta surat permohonan kepada Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekkah Arsyad Hidayat juntuk minta izin kepada pihak berwenang, yang inti isi surat adalah sejumlah wartawan Indonesia ingin mengunjungi museum itu. Permohonan surat pun dilayangkan dan ternyata masih harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan izin bisa masuk museum itu. “Memang di Arab Saudi memiliki kebijakan bahwa untuk datang ke museum harus ada surat permohonan dan kita harus menunggu jawabannya. Tidak bisa kita masuk seenaknya sendiri,” kata Arsyad.

Advertisement

Keinginan pun terpaksa dipendam dan para wartawan minta surat permohonan kepada Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekkah Arsyad Hidayat juntuk minta izin kepada pihak berwenang, yang inti isi surat adalah sejumlah wartawan Indonesia ingin mengunjungi museum itu. Permohonan surat pun dilayangkan dan ternyata masih harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan izin bisa masuk museum itu. “Memang di Arab Saudi memiliki kebijakan bahwa untuk datang ke museum harus ada surat permohonan dan kita harus menunggu jawabannya. Tidak bisa kita masuk seenaknya sendiri,” kata Arsyad.

Setelah menunggu sekitar empat hari ada surat balasan dari pihak berwenang di Mekkah yang memberikan izin berupa surat. Berdasarkan surat itu wartawan mengunjungi museum dan surat diserahkan kepada petugas keamanan yang berjaga di depan museum atau di samping pintu gerbang. Akibat ketentuan seperti itu, banyak calon pengunjung terutama jamaah dari berbagai negara seperti Indonesia, Pakistan, dan Turki kecele dan harus balik badan untuk pulang.

Saat memasuki museum tersebut, pengunjung sudah disuguhi miniatur Masjidil Haram yang sangat apik di samping terdapat pula sejumlah foto perjalanan pembangunan masjid megah itu dari masa ke masa. Museum Arsitektur Dua Masjid Suci ini tidak terlalu besar dengan objek yang dipamerkan tentu saja menarik.

Advertisement

Melangkah lebih lanjut, tampak pintu Kabah lama terpampang di sana yang telah bersuaia ribuan tahun namun tetap terawat baik, meskipun tampak kusam karena dimakan umur, sesuatu yang tak bisa dipungkiri. Merupakan objek yang menarik untuk berfoto di depannya. Dipamerkan juga Kiswah (kain penutup Kabah) dan alat pemintal Kiswah.

Bukan melulu soal dua masjid suci itu yang ditampilkan tapi di situ terdapat pula sejumlah manuskrip Al Quran, dan berbagai Al Quran dari masa ke masa. Ada Quran dan kaligrafi di batu yang merupakan pemberian atau hadian dari Sultan Oman Murad III tahun 983 Hijriah.

Tak jauh dari manuskrip Quran, terdapat sebuah mesin pemintal Kiswah terbuat dari kayu. Saksi sejarah bisu itu konon pernah menjadi salah satu mesin pemintal Kiswah yang telah berusia ribuan tahun dan pernah dijadikan para umat muslim saat itu untuk membuat Kiswah.

Advertisement

Saat pengunjung menyaksikan tampilan salah satu pintu masuk Masjidil Haram dan Masjidil Nabawi, tampak begitu besar dan mengagumkan. Benda-benda pamer yang berupa pintu terasa sangat besar dibanding dengan skala manusia, padahal apabila kita berada di bangunan sebenarnya, Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, tidak begitu terasa bahwa pintu-pintu tersebut sangat besar, karena masjidnya juga sangat besar.

Di area ini terlihat juga perkembangan masjid Nabawi dari beberapa periode. Saat pengunjung akan mengakhiri kunjungan di museum itu, tampak terlihat kerekan dan ember yang digunakan umat muslim dahulu kala yang untuk mengambil air zamzam dari bawah tanah atau padang pasir. Di situ ada kerekan sumur lengkap dengan ember dari kuningan yang digunakan untuk menimba air. Bangunan tua sumur Zamzam ini konon terletak di samping Kabah dan dibongkar saat perluasan Masjidil Haram.

Untuk mengunjungi museum, pengunjung sama sekali tidak dipungut bayaran dan bisa berfoto sesuka hati di dalam tanpa ada larangan samka sekali. Petugas keamanan pun sama sekali tak terlihat di dalam, membuktikan bahwa mekah adalah kota aman sekalipun memang terdapat sejumlah CCTV dipasang di sejumlah titik.

Advertisement

Pengunjung yang ingin menggali informasi sebanyak mungkin tampaknya kesulitan karena pengelola museum itu sama sekali tidak menyediakan pamflet atau brosur mengenai koleksi yang ada di dalam. Informasi bisa diperoleh hanyalah dari tulisan berbahasa Arab dan Inggris yang berada di depan atau samping koleksi benda bersejarah yang sudah berumur ratusan hingga ribuan tahun.

JIBI/SOLOPOS/Ant

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif