Datangi Pekarangan Petani Milenial di Jatinom, Bupati Klaten Panen Cabai

Solopos.com, KLATEN — Bupati Klaten, Sri Mulyani, mendatangi pekarangan milik petani milenial di Dukuh Karangkendal, Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Selasa (20/9/2022). Di kesempatan itu, Sri Mulyani mengapresiasi kiprah petani milenial sebelum akhirnya memanen cabai di ladang milik Muhammad Wiji Supriyono alias Supri, 36.

Pekarangan di lahan milik Muhammad Wiji Supriyono selaku salah satu petani milenial di Klaten ditanami di antaranya ditanami cabai dan lengkeng. Hal itu dikombinasikan dengan budi daya lanceng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat berada di pekarangan itu, Mulyani memanen cabai. Mulyani juga melihat proses panen madu lanceng sekaligus mencicipi madu yang dipanen.

Mulyani mengapresiasi pengembangan budi daya tanaman hortikultura yang ada di Dukuh Karangkendal tersebut.

“Kebun ini juga dikembangkan untuk agrowisata. Ini keren,” kata Mulyani.

Baca Juga: Jual Panenan Sendiri, Petani Muda Klaten Buka Pasar Tani di Area CFD

Mulyani menjelaskan pengembangan pertanian hingga ke wisata itu sudah memberikan pendapatan bagi Supri dan warga sekitar. Sebagian hasil panen kini juga dipasarkan secara online.

“Saya sangat mendukung dan ini sangat positif untuk regenerasi petani. Ternyata sudah dijual secara online dan dipasarkan di CFD melalui pasar petani muda Klaten,” jelas dia.

Supri menjelaskan pertanian yang dikembangkan, yakni pertanian terpadu. Pada satu lahan pertanian ditanami cabai dan lengkeng.

Ada tiga lahan milik Supri dengan total luas 3.000 meter persegi. Jumlah total cabai yang ditanam ada 6.000 batang dan 120 lengkeng.

Baca Juga: Jos! Petani & Peternak Klaten Bisa Jadi Penopang Kedaulatan Pangan

Di sekeliing lahan dipasangi wadah yang menjadi tempat budi daya lanceng. Budi daya itu dilakukan Supri dengan menggandeng kelompok wanita tani (KWT).

Supri menjelaskan banyak keuntungan menerapkan sistem pertanian tersebut. Petani tetap bisa mendapatkan hasil ketika menunggu budi daya lainnya memasuki masa panen.

“Ketika cabai sudah berbunga, madunya bisa dipanen. Untuk tanaman lengkeng itu bisa berbuah setelah dua sampai tiga tahun. Hasil dari budi daya lainnya bisa menopang biaya budi daya lengkeng. Kkalau lahan hanya ditanami satu komoditas, proses mendapatkan hasil panen itu menunggu agak lama,” kata Supri.

Selain pertanian, Supri bersama warga di kampungnya mengembangkan agro eduwisata. Ada sejumlah paket wisata yang ditawarkan, seperti paket menanam, mengenal madu dan lebah, belajar mengolah  produk pertanian, hingga wisata nunggang sapi.