SOLOPOS.COM - Gubernur DI. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang didampingi sang istri, GKR Hemas serta Wakil Gubernur DI. Yogyakarta, Paku Alam X dan istri, GKBRAy Adipati Paku Alam X menerima ucapan selamat Idul Fitri dan permohonan maaf dari masyarakat Jogja dan para pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi DI. Yogykarta pada acara Syawalan di Pendopo Kepatihan, Senin (3/7). (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Bangsal Kepatihan dibanjiri ribuan manusia yang hendak bersalaman dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakilnya, KGPAA Paku Alam X

 
Harianjogja.com, JOGJA- Senin (3/7/2017), Bangsal Kepatihan dibanjiri ribuan manusia yang hendak bersalaman dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakilnya, KGPAA Paku Alam X.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejak pukul 08.00 WIB, saat matahari menyemburkan sinar hangatnya ke bumi, orang-orang dari berbagai penjuru DIY dan dari latar belakang beragam mulai berkumpul di Bangsal Kepatihan.

Tua muda tumpah ruah dalam satu kesatuan yang dipertemukan oleh acara syawalan atau open house yang digelar oleh Pemerintah DIY.

Ada yang berprofesi sebagai pedagang, guru, biarawati, Pegawai Negeri Sipil, pejabat, tentara, dan polisi. Tak ketinggalan anak sekolahan dan ibu rumah tangga juga turut hadir.

Saking menariknya acara tersebut, bahkan ada perempuan bela-belain hadir saat dirinya masih menggunakan alat bantu jalan model kruk.

Di tengah ribuan orang yang datang pagi itu, tersebutlah seorang nama, Edi Sayekti. Edi, begitu ia biasa disapa, punya perawakan tinggi besar. Wajahnya bundar, dengan leher yang tak terlalu tampak karena dipenuhi lemak.

Hari itu ia berpakaian pramuka, dasi merah putih, serta peci hitam dengan pin warna emas berbentuk buah kelapa yang sedang tumbuh menempel di depannya. Entah alasannya apa, mungkin karena ia pembina Kwartir Daerah Pusat Pendidikan Latihan Daerah (Pusdiklatda), Kalimantan Tengah atau apa. Entahlah.

Edi menyiapkan penampilannnya sejak gelap belum benar-benar meninggalkan pagi. Ia mencoba sepatu, merangkai dasinya. Semua dilakukan supaya saat bertemu dengan raja, Edi bisa terlihat ganteng. Ya, minimal tidak terlihat buruk-buruk amat lah.

Edi datang jauh-jauh dari Kota Sampit, Kalimantan Tengah. Di sana ia bekerja sebagai guru di SMAN 1 Seruyan Hulu, perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Walaupun jauh, saban tahun, Edi selalu meluangkan waktu untuk menghadiri open house atau syawalan yang dihadiri oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Bagi Edi, hadir di syawalan punya beragam makna. Mulai dari nguri-nguri budaya Jawa, karena ia berpendapat sungkeman antara masyarakat dan rajanya hanya ada di Jogja. Sampai alasan yang sulit sekali diukur secara rasio.

“Bagi masyarakat Jawa, ada keyakinan ketemu raja akan memperpanjang umur dan menambah rejeki. Saya ingin meminta berkah dan restu kepada raja, karena itu ikut serta,” jelasnya saat ditemui sebelum acara dimulai.

Pria asli Godean ini juga ingin sungkeman dengan Sri Sultan HB X karena ia berpikir dengan melakukan hal tersebut, semangat hidup dan bekerjanya bisa naik drastis. Raja memang hebat, bisa mempesona orang sedemikian rupa. Sungguh agung.

Tapi Edi secara jujur mengakui, open house yang dihadiri Sri Sultan HB X lebih ramai diikuti masyarakat saat masih dilangsungkan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Lagi pula ia pun merasa sungkeman di keraton lebih terasa pas di hati.

“Tapi karena dulu masyarakatnya banyak yang menginjak area sakral dan terlarang, maka diadakan evaluasi, dan setelah beberapa tahun dipindahkan ke sini [Bangsal Kepatihan],” jelas Edi yang menjadi guru sejak 2011 ini.

Ia berangkat dari Sampit menuju Jogja, tidak hanya untuk mengikuti open house di Bangsal Kepatihan. Edi pulang juga untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Mumpung sekolah libur.

Apa yang menjadi kepercayaan Edi, juga dipercayai oleh Desti, seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di daerah Minggir, Kulonprogo. Ia rela menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam bersama dua orang anaknya untuk bisa mengikuti open house di Bangsal Kepatihan.

Desti percaya, dengan bersilahturahmi, tepatnya sungkeman, dengan Sri Sultan HB X akan bisa memberinya berkah, “Saya sudah di sini sejak pukul 07.00 WIB. Setiap tahun saya selalu hadir. Enggak apa-apa jauh. Lagi pula hanya setahun sekali.

Pukul 09.00 WIB, Sri Sultan Hamengku Buwono X berjalan menuju Bangsal Kepatihan diiringi sang istri, GKR Hemas dan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X beserta GKBRAy Adipati Paku Alam X.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya