SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, NEW YORK–Kontrak minyak utama New York turun tajam untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena data pekerjaan AS September mengecewakan dan para pedagang terus fokus pada meningkatnya pasokan minyak mentah AS.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 1,42 dolar AS menjadi menetap di 97,80 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP dan Xinhua.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik 33 sen menjadi ditutup pada 109,97 dolar AS per barel diperdagangan London.

Kenaikan tajam tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS yang dilaporkan pada Senin (21/10) membantu mendorong WTI di bawah 100 dolar AS, tingkat terendah sejak 1 Juli.

Laporan pekerjaan AS yang diawasi ketat untuk September menunjukkan pertumbuhan pekerjaan di ekonomi terbesar dunia itu lambat bahkan sebelum penutupan kegiatan (shutdown) pemerintah berakhir pada Kamis (17/10).

Ekonomi hanya menambahkan 148.000 pekerjaan pada bulan lalu Departemen Tenaga Kerja mengatakan, kurang daripada 183.000 yang diharapkan dan di bawah rata-rata kenaikan bulanan 195.000 dalam semester pertama tahun ini.

Sementara tingkat pengangguran turun tipis ke tingkat terendah hampir lima tahun menjadi 7,2 persen dari 7,3 persen pada Agustus, terutama karena tingkat partisipasi angkatan kerja yang lebih rendah, katanya.

Data pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan memperlemah harapan permintaan minyak mentah di masa mendatang di Amerika Serikat, negara konsumen minyak terbesar dunia.

Para pedagang juga percaya bahwa bank sentral AS tidak akan mengurangi pelonggaran kuantitatif sampai awal tahun depan, karena penutupan sebagian kegiatan pemerintah telah menimbulkan efek negatif pada perekonomian.

Sementara itu laporan Departemen Energi AS (DoE) yang tertunda karena penutupan sebagian kegiatan pemerintah selama 16 hari akibat sengketa anggaran, menunjukkan persediaan naik 4,0 juta barel dalam pekan yang berakhir 11 Oktober, jauh di atas kenaikan 1,7 juta barel yang diperkirakan para analis.

DoE akan merilis laporan persediaan minyak AS untuk pekan yang berakhir 18 Oktober pada Rabu (23/10) waktu setempat. Para ahlli pasar memperkirakan persediaan minyak mentah AS akan terus meningkat.

Phil Flynn dari The Price Futures Group mencatat laporan pekerjaan September yang tertunda, yang semula akan dirilis pada tanggal 4 Oktober, ketinggalan jaman dan dapat berubah. Pasar minyak “melepaskan” skenario “risk-off” dan “risk-on” dari hari ke hari, ia menambahkan.

Pedagang minyak akan melihat indikator seperti laporan pekerjaan untuk mencoba mengukur permintaan di masa mendatang, katanya. “Namun minyak menemukan jalan sendiri karena premi risiko geopolitik keluar dan pasokan terus meningkat.”

Fawad Razaqzada, analis di GFT Markets, menjelaskan bahwa Brent didukung oleh “kekhawatiran atas gangguan pasokan di Timur Tengah”, di tengah kerusuhan di Suriah dan ketegangan atas Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya