Jon Koplo dan Tom Gembus adalah dua pemuda bertetangga yang bersahabat sejak kecil. Uniknya, dua sekawan ini punya karakter yang jauh berbeda, Tom Gembus orangnya ceplas-ceplos, sedangkan Jon Koplo seorang pendiam dan hampir tak pernah berkeluh kesah, sambat atau curhat kepada siapa pun, termasuk dengan Tom Gembus. Nah, karena sikap pendiamnya itulah beberapa waktu lalu pemuda sebuah desa di Kartasura, Sukoharjo ini mengalami kejadian tragis tapi ngguyokke.
Ceritanya, malam Minggu itu kedua sohib kita ini plus Lady Cempluk, kawan mereka, hendak menghadiri undangan pernikahan Genduk Nicole, gadis tetangga di sebuah gedung di Solo. Rencananya mereka akan berboncengan naik motor. Tetapi karena hari itu hujan, mereka memutuskan untuk naik taksi bertiga.
Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik
“Plo, pitmu lebokna, aku tak nelpon taksi,” kata Gembus sambil berjalan ke luar rumah bersama Cempluk untuk memanggil dan menunggu taksi. Sementara itu Jon Koplo nuntun motornya masuk ke rumah.
Setelah menunggu beberapa saat, tiba-tiba Cempluk mbengok, “Eh, Mbus! Mbus…! Koplo ngapain itu, kok ngglethak di lantai?!”
Tom Gembus dan Lady Cempluk lalu menghambur ke dalam rumah untuk menolong Jon Koplo yang jatuh bersama motornya.
“Kamu kenapa, Plo?”
“Waktu nuntun motor tadi, kakiku kesandung pintu, aku jatuh, motorku ambruk.”
“Hla kamu tadi jatuhnya sudah lama atau baru saja?”
“Ya lumayan lama. Aku mau bangun nggak kuat.”
Seketika itu Cempluk dan Tom Gembus malah ngguyu ngakak. “Oalah, Plo, Plo. Pendiam ya pendiam, tapi kalau jatuh itu mbok teriak minta tolong. Jangan diam saja.”
Jon Koplo cuma pringas pringis menahan sakit. “Asem ik, wong temannya jatuh kok malah diketawain…” gerutunya.
M. Fijar, Sedahromo Lor RT 001/RW 007 Kartasura, Sukoharjo
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
