SOLOPOS.COM - Daryanto (JIBI/Solopos/dok)

Daryanto (JIBI/SOLOPOS/Dina Ananti SS)

Citra serba santai sepertinya sudah lekat dengan lingkup kerja pegawai negeri. Namun citra yang seperti itu tak mau dipelihara Wakil Bupati Sragen, Daryanto. Pengalamannya sebagai direktur utama dan komisaris sebuah perusahaan asuransi jiwa di Jakarta dibawanya ke posisinya yang baru sebagai salah satu pemimpin rakyat Sragen.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Sama halnya bekerja di swasta, dirinya ingin semua pekerjaan berjalan sempurna, tepat waktu dan berkualitas. Kunci utamanya adalah disiplin. Daryanto ingin membuang kesan pelayanan oleh pemerintahan itu mengulur waktu dan berbelit-belit. Apa yang bisa dikerjakan hari ini, Daryanto tak akan menundanya esok hari. Semua prinsip bekerja di perusahaan swasta seperti cekatan, disiplin dan memberikan pelayanan prima tetap dipegangnya. “Ini yang ingin saya tularkan pada staf dan jajaran birokrasi lainnya, terutama mereka yang langsung bersinggungan melayani masyarakat,” jelas dia.

Bekerja 18 tahun di perusahaan swasta yang bergerak di bidang asuransi, kemudian mendirikan PT Metropolitan Krida Jaya dan PT Jiwa Nusantara, Jakarta, Daryanto paham betul bagaimana mengawali kariernya yang dari nol itu. Dirinya yang kala itu tak memiliki modal besar mendapat bantuan dari teman-temannya sepakat merintis usaha bersama. Mereka tentunya tak serta-merta membantu, di antara mereka juga mempelajari track record pengelolaan perusahaan yang telah dipimpinnya selama ini.

“Saya ndak punya uang tapi saya punya teman-teman yang percaya pada saya. Kepercayaan itulah yang turut mengantarkan saya hingga meraih ini semua,” jelas dia.
Ritme kerja dan pola pikir selama berada di perusahaan swasta takkan dilepas walau dia sudah di birokrasi. “Pelajaran hidup di lingkungan swasta membuat seseorang itu kreatif dan pantang menyerah . Dan kini saya pikir perjuangan dan semangat seperti ini harus terus ada guna memberikan pelayanan prima pada masyarakat,” ungkapnya.

Pengelolaan tepat
Meski semua pencapaian hasil kerja keras ini terlihat sesuai rencana, sejatinya bapak dua orang anak mengaku tak memiliki mimpi atau rencana muluk-muluk. Termasuk untuk memberikan perubahan pada Sragen. Daryono meyakini dengan pengelolaan yang tepat dan kemauan serta kerja keras, roda pemerintahan berjalan lebih dinamis.

Bagi dia, kerja dan rekasa bukan hal asing. Mengulas filosofi hidupnya ini, sejenak dirinya teringat masa kecilnya bersama sebelas saudaranya. Ya, kala dia tinggal bersama ayahnya, Padmo Suwiryo, seorang PNS. Keadaan inilah yang membuatnya harus tegar dan mandiri meski terkadang getir kehidupan membuat Daryono sempat mengaku takut bermimpi. “Saya ini anak ketujuh dari sebelas bersaudara. Gimana mau bermimpi jadi apa? Yang ada ya kerja dan berusaha itu saja,” ungkapnya.

Daryono beranggapan orang boleh tak punya mimpi namun tetap harus punya motivasi untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Loyalitas, ketekunan dan menjaga kepercayaan dipercayanya akan membuat perjalanan hidup terasa lebih ringan.

Sikap positif itu pula yang membantunya tatkala dia memutuskan diri keluar dari perusahaan tempat dia 18 tahun bekerja. Jabatan sebagai pimpinan wilayah Jateng dan Jatim ditinggalkan demi karier.
Dan dengan bantuan teman-temannya pula dia mendirikan perusahaan. “Perjalanan hidup pun membawa saya ke titik ini, pengabdian. Di sini niat saya tidak cari uang lagi tapi aktualisasi diri dan melayani masyarakat Sragen,” tegasnya.

Dina Ananti Sawitri Setyani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya