SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com) — Perum Bulog harus berhenti melakukan impor beras. Lebih baik, Bulog membeli beras lebih mahal dari petani karena efeknya bagus untuk kesejahteraan petani yang masih buruk saat ini.

Anggota Komisi IV DPR Zuber Safawi mengatakan, DPR akan meminta payung hukum kepada pemerintah sehingga Bulog bisa membeli beras di atas patokan (Harga Pembelian Pemerintah/HPP) yang ditetapkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi target pengadaan beras Bulog sebesar 3,5 juta ton tahun ini seluruhnya berasal dari petani sendiri, bukan dari impor,” kata Zuber dalam keterangannya, Sabtu (12/3/2011).

Ekspedisi Mudik 2024

Selama ini Bulog beralasan sulit menyerap beras dari petani karena HPP yang terlalu rendah yang ujungnya menyebabkan petani ogah menjual berasnya ke Bulog, tetapi lebih memilih menjual kepada spekulan. “Harus ada perbaikan soal penyerapan beras petani, indikatornya stok Bulog cukup dan tak perlu impor,” kata Zuber.

Selain itu, Bulog diminta melakukan jemput bola langsung kepada petani.  Karena selama ini Bulog membeli beras dari pihak ketiga seperti tengkulak dan spekulan yang sudah pasti harganya tinggi.

Sebelumnya Pemerintah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) beras di 2011 tetap, artinya mengikuti HPP lama sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7/2009 tentang Kebijakan Perberasan.

Dalam Inpres tersebut, HPP beras adalah Rp 5.060 per kilogram, gabah kering giling (GKG) Rp 3.300 per kilogram, dan gabah kering panen (GKP) Rp 2.640 per kilogram. HPP ini menjadi dasar bagi Bulog dalam melakukan pengadaan yang targetnya adalah 3,5 juta ton beras di 2011.

(dtc/try)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya