SOLOPOS.COM - REKONSTRUKSI -- Umar Patek mengikuti proses rekonstruksi untuk kasus bom Bali di Gonilan, Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (22/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudiyanto)

(Solopos.com) –

Rekonstruksi kasus bom Bali yang diikuti salah satu tersangka pelaku utama, Umar Patek akhir pekan ini menyedot perhatian warga. Banyak yang kaget karena ternyata lingkungan mereka menjadi lokasi kegiatan jaringan teroris. Seperti apa komentar mereka?

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

REKONSTRUKSI -- Umar Patek mengikuti proses rekonstruksi untuk kasus bom Bali di Gonilan, Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (22/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudiyanto)

Belasan mobil dan truk dari aparat kepolisian memenuhi jalan perkampungan di Sidodadi, Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, Sabtu (22/10/2011) pagi. Ratusan aparat kepolisian bersenjata lengkap menjaga kawasan itu. Pagi itu memang sedang dilangsungkan rekonstruksi perencanaan dan evaluasi Bom Bali I di rumah Joharmansyah. Rumah berlantai dua itu, pada rentang 2001-2002 silam pernah dikontrak oleh tersangka terorisme, Heru Kuncoro. Saat itu, tepatnya 10 tahun lalu, Heru masih muda dan kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

“Rumah dikontrak atas nama Heru Kuncoro. Dia mengaku mahasiswa UMS,” kata Tutik Marikariyanti, warga yang rumahnya bertetangga dengan rumah Joharmansyah. Tutik yang juga mantan ketua RT dan kini sebagai anggota DPRD Kota Solo mengaku tidak menaruh curiga dengan Heru saat itu. Aktivitas keseharian Heru seperti biasa, sering keluar rumah untuk kuliah. Saat pertama mengontrak juga membawa kartu identitas. Setelah mengetahui aktivitasnya sebagai tersangka teroris, ia mengaku sangat kaget. Ternyata tetangganya adalah salah satu pelaku bom Bali yang menewaskan ratusan orang pada 2002 silam. Tutik mencoba mengingat-ingat kembali beberapa tahun lalu saat bertetangga dengan Heru. “Beberapa kali memang sering menerima tamu. Tentu saya tidak curiga,” cerita dia.

Beberapa hari pascaperistiwa bom Bali, katanya, di rumah kontrakan Heru pernah menggelar acara yang dihadiri banyak orang. Tutik mengira, itu adalah saudara Heru. “Mungkin di situ ada Amrozi, Imam Samudra juga,” ujarnya.
Saat rekonstruksi Sabtu kemarin, di lokasi itu memang ada adegan jamuan makan dari tuan rumah Heru kepada para tamunya, seperti Imam Samudra, Amrozi dan lainnya.

Tak hanya Tutik yang baru tahu saat rekonstruksi kalau tetangganya merupakan seorang bomber. Warga lain, Indar, juga mengaku kaget dan tidak menyangka bertetangga dengan bomber. “Wah kalau tahu sejak dulu itu bomber ya ditangkap warga sendiri,” ujarnya saat menonton rekonstruksi tersangka teroris Umar Patek.

Demikian juga Haryono. Dia justru berpesan kepada warga lain, agar warga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar, terlebih kepada warga pendatang. Peran polisi dan petugas Linmas yang ada di setiap kelurahan, serta kepedulian dari warga, dapat meminimalisasi peristiwa pengeboman terulang.

Salah satu warga Gonilan, Kartasura, Sukoharjo, Yuni, mengatakan di lingkungan itu memang banyak rumah yang dikontrakkan. Sehingga jika tidak ada kepedulian antartetangga, maka rawan dimanfaatkan oleh para teroris untuk bersembunyi. “Saya sudah 10 tahun di sini. Memang sering lihat model seperti itu (Heru Kuncoro-red). Memang di perumahan harus lebih berhati-hati,” katanya.

Ahmad Hartanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya