SOLOPOS.COM - Sejumlah peserta perempuan berkebaya Indonesia berswafoto sambil membetangkan tulisa Kebaya saat berolahraga di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jakarta, Minggu (19/6/2022). (Antara/Fakhri Hermansyah)

Solopos.com, SOLO — Buntut dari empat negara di Asia Tenggara mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO, banyak masyarakat yang penasaran dari mana sebenarnya pakaian tradisional tersebut?

Empat negara yang mendaftarkan kebaya ke UNESCO ada Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand. Sementara itu, Indonesia sendiri tidak ikut dalam rombongan empat negara tersebut untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, empat negara tersebut melakukan pertemuan intens untuk membawa kebaya ke organisasi pendidikan dan kebudayaan PBB tersebut.

Munculnya empat negara yang membawa kebaya ke UNESCO membuat masyarakat penasaran dari mana sebenarnya asal muasal kebaya?

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Didaftarkan Banyak Negara ke UNESCO, Begini Asal Usul Kebaya

Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya (1996), kebaya berasal dari bahasa Arab ‘Kaba’ yang berarti ‘pakaian’ dan diperkenalkan lewat bahasa Portugis ketika mereka mendarat di Asia Tenggara. Kata kebaya memiliki arti sebagai jenis pakaian (atasan/blus) pertama yang dipakai perempuan Indonesia pada kurun waktu abad ke-15 atau ke-16 Masehi.

Menurut Universitas Medan Area, kebaya dipercaya berasal dari Arab. Orang Arab membawa baju kebaya, yang dikenal sebagai abaya ke Tanah Air sejak ratusan tahun yang lalu. Kemudian, mulai dikenali hingga ke Melaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi.

Baca Juga: Akulturasi Budaya Arab dan China Lahirkan Kebaya, Lambang Emansipasi Wanita

Selain Arab, ada versi lain terkait dari mana kebaya berasal, yakni dari India. Pasalnya, kata kebaya diambil dari cambay, yakni sebuah daerah di India.

Kemudian, ada juga yang mengatakan kebaya ada kaitannya dengan pakaian tunik perempuan pada masa Kekasiran Ming di China. Budaya mengenakan kebaya ini ditularkan setelah imigrasi besar-besaran menyambangi semenanjung Asia Selatan dan Tenggara di abad ke-13 hingga ke-16 Masehi.

Baca Juga: Hukum Mencabut Uban atau Rambut Putih dalam Islam

Kebaya kemudian berkembang menjadi busana atasan yang biasa dikenakan wanita Indonesia, terutama perempuan Jawa. Namun, pada akhir abad ke-19, kebaya juga populer sebagai busana para perempuan Belanda yang membutuhkan pakaian yang cocok dengan iklim tropis di Indonesia. Kaum keturunan Eropa biasanya mengenakan model kebaya berbahan katun halus dengan aksen lace di pinggirnya.

Meski masih belum diketahui secara pasti dari mana asal mula kebaya, model kebaya berkembang, termasuk kalangan perempuan peranakan China sehingga munculah istilah kebaya encim. Desain kebaya encim dibuat dengan potongan yang lebih pendek dan sederhana serta dipadu hiasan yang berwarna. Seiring berjalannya waktu, kini kebaya menjadi salah satu simbol feminisme.

Baca Juga: Ini 6 Penyebab Munculnya Rambut Putih, Termasuk Banyak Pikiran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya