SOLOPOS.COM - Jurnalis Solopos.com Kurniawan (kedua dari kiri) ketika bersua dengan Nunggal (kiri) dan sejumlah panglima perangnya di Gondhez's dan koleganya, belum lama ini. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO -- Sepak terjang Nunggal, 53, sebagai pimpinan geng Gondhez's Solo selama 36 tahun membuat banyak orang segan. Banyak hal yang Nunggal dan kawan-kawan (dkk) lakkukan sehingga menjadi buah bibir masyarakat Soloraya kala itu.

Sebagai geng anak muda tentu keberadaan GDZ's tak bisa lepas dari perkelahian dengan kelompok lain. Sepak terjang mereka pula yang kemudian membuat geng ini bertambah besar dari bulan ke bulan sejak berdiri pada 1984.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Banyak anak muda Solo dan sekitarnya yang lantas bergabung dan aktif dalam berbagai kegiatan GDZ's seperti menongkrong atau touring menggunakan sepeda motor.

Menguak Kehidupan Gangster Solo: Inilah Preman Paling Ditakuti Selama 36 Tahun Terakhir!

Saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (15/8/2020), Nunggal mengisahkan perjalanan geng Gondhez's Solo yang bermula pada 1984. Ketika itu Nunggal yang keluar dari sekolah menengah atas (SMA) Jakarta, kembali ke tanah kelahirannya Solo.

Tidak butuh waktu lama baginya untuk mempunyai banyak teman. Teman-teman Nunggal kala itu berasal dari sejumlah sekolah seperti SMAN 1 Solo, SMAN 2 Solo, SMAN 5 Solo, SMAN 6 Solo, dan beberapa sekolah lain.

6 Parpol Nonparlemen Pastikan Dukung Joswi Maju Pilkada Sukoharjo 2020

Touring Sepeda Motor

Mereka lantas mendirikan GDZ's. “Ada Dodo, Dodot, Eko Kenthir, Welem, dan teman lainnya. Kami mendirikan Gondhez’s tahun 1984 sekitar bulan April-Mei,” ujar Nunggal.

Setelah geng Gondhez's Solo terbentuk secara tak terduga banyak sekali anak muda yang bergabung dengan kelompok Nunggal. Selain menongkrong, ketika itu GDZ's lumayan sering melakukan touring menggunakan sepeda motor.

Dewi Bakul Hik Ngehits Asal Nusukan Solo Ternyata Anggota Ormas Ini, Sekali Marah Kelar Hidup Lu!

Misalnya ke pantai Parangtritis atau Tawangmangu, Karanganyar. Saat touring jumlah mereka hingga ratusan sepeda motor.

“Kasarannya, orang menyebut kami geng sepeda motor lah. Kami sering jalan-jalan ke Tawangmangu dan Parangtritis. Tidak hanya 10 orang pendiri, tapi ratusan motor, bareng-bareng. Saat itu anggota kami bertambah terus. Banyak sekali. Setiap hari Minggu pasti keluar Solo ramai-ramai pakai motor, sekadar jalan-jalan” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya